Padang,Kabarin co—Martina (55) tak kuasa menyimpan kesedihannya di rumah kontrakan sederhananya di Jalan Dakota Ujung, Dadok Tunggul Hitam, Kototangah, Kota Padang. Bagaimana tidak, pascasuaminya meninggal, rumah peninggalannya juga disita karena utang. Tak ada jalan lain selain pasrah.
Kini, Martina dan dua orang anaknya tinggal di rumah kontrakan di depan “mantan” rumah mereka. Tak ada harapan lagi mendapatkan rumah itu, karena sang suami yang menjadi tumpuan keluarga, Marizal telah meninggal dunia 2017 lalu di usia 62 tahun.
Biasanya, Martina dan suami berjualan di Pasar Raya Padang. Namun dua tahun terakhir tak mampu lagi, modal tak ada. Sewa kedai tak kuasa pula. Jadilah Martina banting setir menjadi penjual lontong tak jauh dari rumah kontrakannya itu. Soal omzet lontong jangan ditanya, saat pandemi benar-benar menipis.
“Kadang bisa dapat Rp50-60 ribu sehari. Untungnya hanya Rp10-15 ribu. Itu cukup untuk biaya makan kami bertiga, karena gulai lontong sisa kami tambah telur biasanya untuk makan malam. Satu anak saya sudah menikah dan tinggal sama suaminya,” kata Martina saat didatangi Tim DPD Gerindra Sumbar ke rumahnya, kemarin.