Pelatih PSM Makasar Merasa Tim KL City FC di Anak Emaskan

Sepakbola13 Views

Kabarin.co – PSM Makassar akan menjalani laga final Zona ASEAN AFC Cup 2022 melawan Kuala lumpur City FC (KL City FC) di Stadion Kuala Lumpur Malaysia, Rabu (24/8/2022) malam.

Pemenang pada laga tersebut akan memastikan satu tiket ke fase Inter Zona AFC Cup2022, atau babak 8 besar.

Di tengah ketegangan jelang pertandingan, pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares  punya keresahan yang sangat besar.

Ia merasa tim-tim Malaysia menjadi anak emas AFC dan mendapatkan perlakuan yang berbeda.

Hal itu dirasakan dari pengalamannya sebelumnya melawan KL City FC pada fase Grup H AFC Cup 2022. Hal serupa terjadi saat melawan Kedah Darul Aman FC pada semifinal Zona ASEAN.

Ia merasa perlakuan berbeda ini berkorelasi dengan kantor pusat AFC yang berada di Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

“Saya tidak memiliki masalah dengan AFC, saya suka dengan kompetisi ini. Tetapi ayolah, sejak pertama memulai kompetisi kalian mengubah jadwal dan tak mengatakan apapun,”ujar pelatih asal Portugal tersebut.

“Kalian lihat pertandingan antara Tampines vs KL, kalian lihat tetapi oke itu bukan tanggung jawab saya. Karena semua orang tahu mungkin harusnya Kedah lawan KL, 100 persen klub Malaysia harusnya berada di partai final,” imbuhnya.

Keresahan lainnya adalah mengapa AFC memutuskan melaksanakan pertandingan final Zona ASEAN di Kuala Lumpur.

Padahal, Kuala Lumpur sudah mendapatkan jatah menjadi tuan rumah Grup H.

Kebijakan AFC ini membuat Bernardo Tavares  makin merasa KL City FC memang jadi anak emas.

“Aku tak ada masalah dengan KL atau AFC, aku suka Malaysia tetapi ini sangat aneh. Kami harus menghadapi KL di Kuala Lumpur, ayolah kita bisa melangsungkan pertandingan ini di tempat lain,” ujar pelatih berlisensi UEFA Pro.

“Kompetisi besar, mimpi pemain dan suporter tentang kompetisi ini kenapa tidak bisa main di tempat lain dan kenapa harus Kuala Lumpur? Tidak ada yang menjelaskan hal ini kepadaku,” ujarnya lagi.

Bagi Bernardo Tavares, venue pertandingan sangat penting, bahkan bisa mempengaruhi jalannya pertandingan. Salah satu contoh yang ia sebutkan adalah masalah psikologis wasit.

Berdasarkan pengalamannya, wasit secara bawah sadar akan lebih condong kepada tuan rumah.

Lagi-lagi hal tersebut menurutnya berkorelasi dengan KL City FC yang dianakemaskan AFC.

“Apa yang terjadi dari yang kita lihat, ada hal yang harus dipahami. Jika saya wasit dan berada di kompetisi AFC, jika membuat kesalahan pasti harus membuat kesalahan ke tim lain (tim tamu), tidak pernah lawan tuan rumah,” pungkasnya.(pp)