Adu Program Kerja Anies-Sandi dalam Pilkada, Mana yang Lebih Pro Rakyat?

Politik31 Views

kabarin.co, JAKARTA-Solusi tegas ditawarkan oleh pasangan Anies-Sandi dalam program kerja mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kelak, salah satunya adalah penghentian reklamasi Teluk Jakarta.

“Untuk reklamasi, kami sudah keluarkan (pernyataan), bahwa kami akan menghentikan reklamasi,” kata Sandiaga saat mendatangi warga Kampung Nelayan di Jakarta Utara, Jumat (18/11/2016).

Proyek reklamasi Teluk Jakarta pernah dihentikan namun seperti tidak mempedulikan polemik yang terjadi, seketika dilanjutkan kembali oleh Luhut Binsar Panjaitan saat ia dirotasi limpahan jabatan Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli yang dibebas tugaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam bongkar pasang kabinet jilid II pada Juli lalu.

Baca juga: Lanjutkan Reklamasi, Luhut dan Ahok Tunjukkan Arogansi Kekuasaan 

Dalam kesempatan agenda kampanye Senin (22/11/2016) di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, permasalahan reklamasi kembali mencuat. Usai memberikan keterangan pers kepada wartawan seorang warga menanyakan masalah ini kepada Calon Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

Sandiaga menjelaskan mereka tidak ingin membuat siapapun mengalami kerugian dalam penghentian reklamasi dan akan ada win-win solution untuk mengatasi masalah itu.

Ketika ditanya lebih jauh bahwa reklamasi lebih banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat kecil seperti nelayan dan apa solusi tegasnya, dengan tegas Sandiaga mengatakan, “Hentikan reklamasi!”

Setelah sebelumnya dihentikan sementara, proyek reklamasi dipastikan dilanjutkan kembali oleh pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Namun Sandiaga Uno mengatakan dirinya akan menghentikan reklamasi jika terpilih pada Pilkada DKI 2017.

Menyangkut masalah hukum yang mencabut pelarangan yang dikeluarkan pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama 3 menteri sehingga proyek itu dilanjutkan kembali Sandiaga mengatakan pemerintah takut dengan pengembang.

“Saya tidak takut dengan pengembang. Kalau katakan saya berani, itu artinya saya berani betul!” tegas Sandiaga sambil meminta warga mencatat ucapannya. “Kalau terpilih saya hentikan. Tapi kalau nggak terpilih saya nggak bisa hentikan.”

Baca juga: KPK dalam Tekanan Taipan Reklamasi

Sandiaga menilai, proyek reklamasi merugikan nelayan yang biasa menangkap ikan di sekitar proyek tersebut. Dikatakannya, banyak keluhan yang disampaikan nelayan saat dirinya berkunjung ke sejumlah wilayah di Jakarta Utara.

Lebih lanjut, dikatakannya ia tidak takut dikatakan melawan hukum, sudah ada kajian dari tim advokasi yang siap mengawal pernyataannya itu. Dirinya mengaku telah berbincang dengan Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti soal nasib nelayan.

Berangkat dari nasib nelayan yang akan merugi jika reklamasi dilanjutkan Sandiaga dengan tegas menyatakan reklamasi akan dihentikan jika ia terpilih.

Dari ketiga pasangan calon dalam pilkada DKI Jakarta baru paslon Anies-Sandi yang dengan tegas menyatakan rencana kerja mereka ke depan terkait proyek reklamasi yang dinilai lebih banyak merugikan masyarakat kecil ini.

Baca juga: Deddy Mizwar: Reklamasi Teluk Jakarta adalah Proyek Maksiat

Menyoal problem kemacetan Jakarta
Selain soal reklamasi yang oleh banyak pihak lebih menguntungkan pihak pengembang itu, kemacetan lalu lintas di Ibukota juga menjadi perhatian pasangan calon yang diusung Partai Gerindra dan PKS ini.

Dikutip dari twitter pribadi Anies Baswedan, langkah solusi yang mereka tawarkan adalah mempercepat pembangunan tol lingkar luar (JORR) dan tidak membangun 6 ruas tol dalam kota (dalkot).

Padahal sebelumnya pada Februari lalu Gubernur Jakarta Basuki Thahaja Purnama (Ahok) meminta agar pembangunan 6 ruas tol dalam kota segera dikerjakan dengan alasan tidak mau mengganggu poryek Pemprov DKI yaitu pembangungan Mass Rapid Transportation (MRT) terganggu.

Ruas tol dalam kota rencananya dibangun sepanjang total 69,77 km dan akan menghubungkan sejumlah titik di DKI Jakarta. Ahok mengaku tidak setuju dengan enam tol dalam kota tersebut.

“Cuma karena sudah terlanjur, mari kita dukung. Tapi ya jangan lama-lama juga dong,” kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (22/2) lampau.

Anies Baswedan menilai pembangunan ruas tol dalam kota justru hanya menambah macet kota Jakarta. Karenanya selain tidak membangun ruas tol dalam kota ada beberapa langkah lain yang mereka tawarkan.

Di antaranya adalah menyambungkan seluruh angkutan umum bertrayek dengan tiket terusan dan mempercepat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).

Tak kurang ada tiga belas langkah solusi yang ditawarkan kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ini. Prinsip utama program kerja mereka adalah menyediakan transportasi terjangkau untuk seluruh warga Jakarta. “Mempercepat pembangunan MRT dan LRT, menata bangunan di sepanjang jalurnya dengan Transit Oriented Development,” tulis Anies disertai tagar #TransportasiB3rsama. (mfs)

Baca juga:

Sandiaga Uno: Tim Kampanye Medsos Anies-Sandi Siap Sampaikan Pesan Kesejukan

Lepas Kemeja Kotak-kotak, Ormas FPMM Dukung Anies-Sandi

LSI Denny JA: Elektabilitas Ahok-Djarot Paling Buncit, Anies-Sandi Tertinggi