Bojonegoro Dekati Siaga Merah Banjir Dari Bengawan Solo

kabarin.co, , Bojonegoro – Luapan Sungai Bengawan Solo, yang mengaliri Bojonegoro dan sekitarnya, terus meningkat pesat pada Sabtu siang 26 November 2016. Tinggi muka air (TMA) di sungai sudah 14.73 phielschaal atau berstatus siaga kuning dan kurang 27 sentimeter berstatus siaga merah banjir jika di angka 15.00 phielschaal.

Lebih dari 80 warga Kota Bojonegoro yang bermukim di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo, sebagian telah mengungsi. Mereka memilih memindahkan peralatan rumah tangga, motor, ke sejumlah tempat yang lebih tinggi.

Barang-barang warga, di antaranya dipindahkan ke tanggul Jalan Matekram, Kelurahan Ledok Kulon, Kota Bojonegoro. “Ya, sudah kami pindahkan,” ujar Suroso, warga Kelurahan Ledok Kulon, Sabtu.

Sebagai catatan, TMA di Sungai Bengawan Solo menunjukkan peningkatan pesat pada Sabtu pagi 26 November 2016. Misalnya alat pencatat TMA di Taman Bengawan Solo, Kota Bojonegoro, pukul 07.00 baru 14.40 phielschaal, tapi pada pukul 08.00 naik menjadi 14.50 phielschaal.

Selanjutnnya pada pukul 09.15 waktu setempat, naik menjadi 14.60 phielschaal. Kini, pada pukul 12.00 waktu setempat naik menjadi 14.78 phielschaal.

Meningkatnya air Bengawan Solo, juga membuat banjir meluas di sejumlah desa/kelurahan di Bojonegoro. Di Kecamatan Kota Bojonegoro, jika pada Sabtu pagi, hanya sekitar 80 rumah terendam, pada Sabtu siang ini lebih dari 150 unit rumah terendam banjir.

Seperti di Jalan Matekram, sebelumnya ketinggian air sekitar 50 sentimeter, kini naik menjadi 70 hingga 80 sentimeter. “Ya, naik terus,” ujar Umi, warga di kampung itu pada Tempo, Sabtu 26 November 2016.

Banjir juga melanda Desa Ngablak dan Ngulanan Kecamatan Dander. Desa berlokasi di pinggir Sungai Bengawan Solo ini jadi langganan banjir tahunan, terutama jika terjadi hujan deras. Banjir di desa ini sudah naik ke jalan-jalan dengan dengan ketinggian 40 hingga 60 sentimeter. Selain itu Desa di Cengungklung Kecamatan Gayam dan Desa Sumbang Timun, Kecamatan Trucuk juga digenangi banjir. Di perkampungan ini, terdapat lebih dari 200 rumah terendam banjir.

Bupati Bojonegoro Suyoto melakukan sidak di sejumlah tempat yang direndam banjir, di antaranya di Taman Bengawan Solo—tempat dipasangnya alat deteksi dini banjir. Alat tersebut akan berbunyi jika posisi permukaan air berada pada 15.00 phielschaal atau siaga merah. “Warga diminta untuk siaga,” ujarnya, Sabtu 26 November 2016.

Suyoto menyebutkan, kemungkinan air Sungai Bengawan Solo, akan meningkat di level siaga merah atau siaga III. Alasannya, posisi air di hulu di sungai dari Dungus, Ngawi ditambah hulu sungai dari Pegunungan Kendeng Utara, masih terdapat banjir. Posisi siaga tiga kemungkinan terjadi pada Sabtu malam.

Tim dari BPBD Bojonegoro, telah menyiapkan karung berisi pasir yang digunakan untuk menutup pintu-pintu darurat. Pintu air darurat itu berjumlah sekitar 85 unit berada di tanggul barat dan utara Kota Bojonegoro. (tem)

Baca juga :

Penanganan Banjir di Jakbar Tak Maksimal, Akibat Pembebasan Lahan Terkendala

Bandung atau Pemerintah Kota Bandung yang Tak Siap Hadapi Banjir?