Ceramah di Masjid, Kivlan Zen: Ada Capres Didukung LGBT

Politik13 Views

kabarin.co – Jakarta, Mantan Kepala Staf Kostrad Jenderal TNI (purn) Kivlan Zen menjadi penceramah kuliah subuh di Masjid Annur, Jalan Minangkabau, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi ini, 23 Maret 2019. Tema ceramah subuh ini ialah “Menuju Negara Adil Makmur”.

Dalam ceramanya Kivlan menyinggung soal larangan berpolitik di masjid. Ia menyatakan tidak setuju dengan aturan itu. “Aturan Ke masjid jangan buat politik. Siapa yang bilang ke masjid enggak boleh berpolitik?” kata Kivlan di lokasi.

Ceramah di Masjid, Kivlan Zen: Ada Capres Didukung LGBT

Dia menilai larangan itu berarti memisahkan agama dari kehidupan masyarakat. Kivlan menyatakan hal tersebut diatur dalam Siyasah Islam. Siyasah yang dimaksud Kivlan adalah agar menjadikan negara Indonesia adil dan makmur.

“Menatanya bagaimana berdasarkan negeri baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, berarti kita harus dibimbing Allah. Di mana dimulainya? Di masjid,” kata Kivlan.

Tak hanya itu, Kivlan Zen juga menyinggung soal Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Dia menyebut kedua calon sama-sama memiliki kekurangan. Yang satu banyak kekurangan, lainnya sangat banyak.

Kivlan juga menuding salah satu calon didukung oleh banyak taipan dan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Tapi dia tak mau menyebut siapa yang dia maksud dengan tudingan-tudingan tersebut. “Saya enggak menyimpulkan, nanti dikira kampanye,” kata dia.

Kivlan kemudian mengulang lagi pendapatnya bahwa masjid boleh menjadi tempat berpolitik dan kampanye. Menurut dia, Nabi Muhammad SAW pun menggunakan masjid untuk perencanaan pelbagai kegiatan, mulai dari makan, pertanian, keluarga, hingga urusan perang. “Kampanye enggak boleh di masjid, yang melarang siapa? Boleh. Menurut Allah itu boleh dimulai dari masjid,” kata dia.

Selesai acara, Kivlan Zen meladeni beberapa jemaah masjid yang mengajaknya berfoto bersama. Beberapa dari mereka dan juga Kivlan berpose dua jari dengan jempol dan telunjuk membentuk huruf L.

Tapi, ia membantah pose tersebut merujuk pada capres-cawapres nomor urut 02 yang merupakan nomor pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno di pemilihan presiden 2019. Dia mengklaim pose itu tak terkait dengan nomor urut Prabowo-Sandiaga.

“Bukan saya bilang pilihlah Prabowo pilihlah Jokowi (sambil menunjukkan pose L di tangan kanan dan acung jempol di tangan kiri). Kan enggak. Cuma begini masa enggak boleh, saya punya tangan sendiri masa enggak boleh,” kata Kivlan.

Dia melanjutkan, pose L itu merujuk pada kalimat zikir, yakni Laa Ilaha Illallah. “Ini L kalau di masjid Laa Ilaha IllallahMuhammadur rasulullah, bukan sinonim atau akronim namanya pilihlah nomor dua, enggak,” ucapnya.

Ketua Rukun Warga 06 Menteng Atas, Muhammad Effendi menjelaskan acara kuliah subuh itu sudah dimulai sejak pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Dia mengatakan kala itu kuliah subuh digelar dalam rangka upaya memenangkan pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno. “Sampai sekarang setiap sebulan sekali mengundang pembicara yang tenar,” kata Effendi kepada Tempo, Sabtu, 23 Maret 2019. (epr/tem)

Baca Juga:

Ditantang Sumpah Pocong, Kivlan Zen Balik Tantang Wiranto Adu Debat soal Kerusuhan 1998

Kivlan Zen Ungkap Orang China Setiap Bulan Datang ke Kantor PDIP

Inikah Markas PKI di Kramat Raya Menurut Kivlan Zen?