Sumbar Dilanda Cuaca Ekstrem, 8.360 Unit Rumah Terendam, Pessel Tetapkan Tanggap Darurat 14 Hari

Kabarin.com, Padang – Cuaca ekstrem melanda Sumatera Barat (Sumbar) sejak sepekan terakhir. Hampir seluruh kabupaten dan kota diguyur hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi yang berturut-turut, serta disertai badai.

Berdasarkan data yang diterima dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, terdapat 32 kejadian bencana di 7 kabupaten dan kota sejak 10-19 November 2022.

“Ada 7 titik bencana banjir, 15 longsor, dan 10 angin kencang,” diterima kabarin.co secara tertulis, Minggu (20/11) tertanda Jumaidi, Kepala BPBD Sumbar.

Adapun 7 daerah yang dilanda bencana itu, yakni Kota Padang, Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, dan Kepulauan Mentawai. Namun dampak bencana yang paling parah di Pesisir Selatan.

Kendati korban nyawa nihil, namun disebutkan total sebanyak 7.527 kepala keluarga (KK) terdampak akibat bencana banjir dan longsor. Pasalnya, 8.360 unit rumah terendam, 17 unit rumah rusak, 4 unit jembatan rusak, dan 36 lahan pertanian juga terendam.

Khusus di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), bencana banjir melanda 8 kecamatan. Akibatnya, sebanyak 20.170 jiwa (6.786 KK) terpaksa mengungsi ke lokasi aman. Lalu, 5.335 unit rumah terendam, 1 rumah rusak, 4 unit jembatan rusak, 35 hektar sawah terdampak.

Secara rinci, di Kecamatan Koto XI Tarusan merendam 559 unit rumah, 1 unit rumah rusak, dan sebanyak 3.544 jiwa (969 KK) mengungsi. Lalu, di Kecamatan Bayang, 3.256 unit rumah terendam, 1 unit jembatan rusak, dan 12.034 jiwa (4.623 KK) penduduk mengungsi.

Lalu, Kecamatan IV Jurai sebanyak 3.256 unit rumah terdampak, 1 rumah rusak, dan 1 bendungan rusak. Kecamatan Batang Kapas, sebanyak 3.582 jiwa (1.194 KK) mengungsi, 1.194 unit rumah terendam. Kemudian di Kecamatan Sutera, 2 unit jembatan rusak.

Selanjutnya, di Kecamatan Lengayang berdampak pada 300 unit rumah, 900 jiwa mengungsi, 1 jembatan rusak, dan 35 hektar sawah terendam. Lalu, di Kecamatan Linggo Sari Baganti hanya berdampak sekitar 20 meter badan jalan, serta di Kecamatan Silaut 26 unit rumah terendam, dan 110 jiwa mengungsi.

Tak hanya itu, juga terjadi longsor di 5 kecamatan di Pessel, yakni Kecamatan Koto XI Tarusan yang merusak 1 unit rumah. Lalu longsor di Kecamatan IV Jurai yang berdampak pada 50 meter jalan, serta di Kecamatan Batang Kapas berdampak pada 100 meter jalan.

Kemudian, longsor di Kecamatan Sutera berdampak pada 100 meter jalan dan 500 meter tebing sungai. Terakhir di Kecamatan Lengayang yang berdampak pada 20 meter jalan. Jika ditotalkan, longsor di Pessel merusak sekitar 270 meter badan jalan.

“Total taksiran, kerugian akibat banjir mencapai Rp4.745.000.000, dan akibat longsor sekitar Rp845.000.000,” terdapat dalam laporan bencana atas nama Kalaksa BPBD Sumbar itu.

Terkait besarnya dampak bencana itu, Pemkab Pessel menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Longsor. Penetaan itu berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 360/606/Kpts/BPT-PS/2022 tertanggal 17 November 2022 atas nama Bupati Rusmayul Anwar.

Sesuai SK Bupati itu, Status Tanggap Darurat Bencana di Pessel berlangsung selama 14 hari, terhitung sejak 17 hingga 30 November 2022 nanti. Segala biaya yang ditimbulkan setelah keputusan ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pessel.

Kondisi terkini, cuaca masih gerimis dan ketinggian air kawasan banjir mulai menyusut. Dalam penanganannya, baik di Pessel maupun daerah lainnya yang terdampak, personel BPBD bersama tim gabungan seperti TNI-Polri, PMI, Tagana, KSB, FPRB dan pihak terkait saling bersinergi.