Sebelum Disambar Negara lain, Hacker Ganteng Sultan Haikal akan Direkrut Polri

kabarin.co – Kepolisian Republik Indonesia mengisyaratkan akan melibatkan Sultan Haikal, hacker yang diduga menjadi pembobol situs milik Tiket.com dengan kerugian hingga Rp4,1 miliar.

Meski begitu, pemuda berusia 19 tahun yang belum menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama itu, tetap harus menjalani hukumannya terlebih dahulu.
“Dia harus dihukum dulu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Baru setelah itu kami bisa melakukan komunikasi,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul, dikutip VIVA.co.id.

Kanit III Subdit I Direktorat VI Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Polisi Idam Wasiadi menambahkan, Sultan Haikal diakui memang memiliki kemampuan lebih dalam hal peretasan di internet.

Atas itu, ia memerlukan pembinaan sehingga kemampuan itu tidak dimanfaatkan untuk kepentingan melawan hukum. “Kalau enggak dibina, enggak diluruskan, kan takutnya malah dimanfaatkan orang lain, enggak benar,” katanya.

Sultan Haikal merupakan hacker asal Tangerang Banten yang tertangkap atas peretasan akses situs milik Tiket.com. Remaja ini dianggap merugikan hingga Rp4,1 miliar.

Sejumlah barang bukti diamankan dari Sultan Haikal di antaranya, router wifi, sepeda motor dan buku tabungan dengan saldo Rp212 juta. Sultan Haikal, belajar secara otodidak mengenai informasi teknologi. Ternyata tidak lulus sekolah tingkap pertama (SMP).

Menurut kuasa hukumnya, Ramdan Alamsyah, Haikal adalah anak muda yang sedang tumbuh untuk mencari diri. Keahlian yang dia kuasai dimanfaatkan dua rekannya yang juga sudah ditangkap polisi. “Dia anak cerdas, tidak mau sekolah bukan karena tak punya uang. Tapi dia ingin belajar yang lain, yang dia sukai,” katanya.

Dengan keahliannya, Ramdan berharap pemerintah maupun pihak terkait dapat menyalurkan bakat dan minta Haikal sebagai ahli teknologi. Menurutnya, apa yang dilakukan selama ini terjadi karena pengaruh orang lain.

“Ada teman yang memanfaatkan Haikal. Dia memang yang membobol, tapi setelah itu yang beroperasi adalah temannya. Berapa nilai yang diambil dia tidak tahu, dia hanya terima dari temannya itu,” kata Ramdan.

Karena itu, Ramdan berharap pihak-pihak terkait, bahkan masyarakat tidak menjadi Haikal sebagai penjahat. Tidak sedikit situs belanja atau situs-situs lain yang sengaja dia bobol untuk kemudian diinformasikan kepada pihak yang terkait mengenai pengamanan yang baik terhadap situs itu.

Meski begitu, Ramdan memastikan bahwa Haikal akan mengikuti proses hukum yang ada. “Kalau mau kriminal sudah bikin judi online, atau situs porno barangkali. Anak ini beda dengan para penyebar hoax yang bikin kacau. Tapi proses hukum tetap kita jalani,” katanya.

Karena itu, Ramdan kembali berharap agar pemerintah atau pihak terkait dapat memanfaatkan potensi Haikal. Jangan sampai nanti, keahlian Haikal justru dimanfaatkan negara lain karena dia punya potensi besar.

“Pemerintah harus menfasilitasi anak ini. Mungkin 5 atau 10 tahun lagi akan berguna keahliannya. Jangan nanti malah diambil negara lain, baru kita menyesal,” ujarnya.

Seperti diketahui, Haikal bersama dua temannya ditangkap karena membobol tiket.com dan maskapai Citilink hingga senilai Rp4,1 miliar. Barang bukti yang diamankan adalah ponsel, laptop, satu unit motor dan sebuah buku tabungan senilai Rp212 juta.(*)