Melemah Lagi, Rupiah Dekati Level Rp14.500

Dia menjelaskan, Bank Sentral memang membutuhkan SBN sebagai penggunaan untuk operasi moneter, baik pada pasar primer maupun sekunder.

“Kami memang perlu SBN dalam rangka penggunaan untuk operasi moneter, sehingga untuk beberapa tenor ke depan akan terus gunakan banyak SBN, jadi memang kita perlukan akumulasi SBN,” ujarnya.

Di sisi lain, sejak kenaikan suku bunga acuan BI sebanyak 50 basis points (bps) pada Juni lalu sudah terjadi arus dana asing masuk (capital inflow).

Baca Juga :  Rupiah Menguat Tipis di level Rp 14.172/USD

Nanang menyebutkan, dalam 5 hari terakhir sekitar Rp6 triliun dana asing masuk dalam negeri. Angka itu belum ditambah dengan hari ini.

Hal ini dinilai adanya kepercayaan investor untuk menanamkan dananya di Tanah Air, mengingat yield atau imbal hasil yang ditawarkan cukup atraktif. Adapun saat ini imbal hasil SBN yang ditawarkan sebesar 7,4%.

Baca Juga :  Rupiah Dekati Rp15.100 per Dolar AS

“Inflow sudah masuk, artinya investor-investor sudah lihat gejolak global memang dampaknya mungkin ada tapi sementara. (Mereka) melihat yield di Indonesia yang atraktif bagi mereka,” jelasnya. (oke)