“Saya sangat meragukan data statistik BPS itu. Menurut saya memang ada manipulasi data statistik,” kata Kwik Kian Gie di Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra, PKS dan PAN di Jakarta, Rabu (18/7) malam.
Kwik meminta pemerintah untuk menghitung standar kehidupan sehari-hari masyarakat sesuai kelayakan sebelum menetapkan angka kemiskinan. Menurut dia, jika data itu benar tentu tidak banyak kritik yang menerpa.
“Makanya sampai ada buku yang judulnya ‘how to lie with statistic’. Anda baca dan pelajari buku itu,” ujar mantan Wakil Ketua MPR 1999 tersebut.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Dr Enny Sri Hartati menyatakan survei BPS bisa saja menunjukkan angka kemiskinan menurun. BPS, kata dia, hanya melakukan survei soal mengukur angka kemiskinan yang dilakukan dua kali dalam setahun yakni Maret dan September.
“Karena BPS melakukan survei saat pemerintah memberikan bantuan sosial ke masyarakat. Sehingga saat itu bisa jadi masyarakat miskin sedang punya uang,” kata Enny kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/7).