kabarin.co – Survei Media Survei Nasional (Median) menyatakan masalah ekonomi dan politik identitas sebagai persoalan terbesar Joko Widodo menuju Pilpres 2019. Direktur riset Median Sudarto mengatakan Jokowi harus mencari cawapres yang memberikan solusi atas masalah tersebut.
Berdasarkan survei Median, sekitar 47,9 persen responden menyatakan ingin mengganti Jokowi pada 2019. Sebanyak 44,1 persen menginginkan Jokowi kembali menjabat untuk periode kedua sedangkan sisanya belum menentukan keputusan.
Ekonomi Tak Kunjung Membaik, Elektabilitas Jokowi Menurun
Meningkatnya tagar Ganti Presiden 2019 dikarenakan beberapa hal. Jika dikelompokkan, masalah ekonomi dan kesejahteraan di masa kepemimpinan Jokowi mencapai 42 persen. Variabelnya antara lain kenaikan sembako dan BBM, lapangan kerja menurun dan pengangguran meningkat, utang negara bertambah hingga bantuan tidak tepat sasaran.
Isu politik identitas dengan variabel agama dan kesukuan berkisar di angka 30 persen. Isu identitas menguat karena kebijakan yang diambil petahana. Misal isu tenaga kerja asing, penyerangan orang gila terhadap ulama, Aksi 212 hingga kesalahan merekrut orang ke dalam lingkaran istana seperti Ali Ngabalin dan Tuan Guru Bajang.
“Persoalan ekonomi paling kuat menyerang petahana. Kehidupan semakin sulit dengan naiknya harga-harga sementara lapangan kerja berkurang. Variabel ini yang ada dalam pikiran masyarakat,” kata Sudarto dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta, Senin (23/7).
Elektabilitas capres tertinggi masih Jokowi dengan 35,7 persen diikuti Prabowo Subianto dengan 22,6 persen. Artinya posisi Jokowi belum aman karena di bawah 50 persen. Apalagi elektabilitas petahana memperlihatkan kecenderungan menurun sementara Prabowo naik perlahan.
“Saat ini mesin parpol belum bekerja. Frame parpol belum masuk di dalam hasil survei sementara. Angka undecided voters 14 persen sehingga masih menjanjikan sejumlah parpol lolos ambang batas parlemen.”
Elektabilitas parpol dengan raihan dua digit dimiliki PDIP dengan 26 persen kemudian diikuti Gerindra 16,5 persen. Golkar, PKB dan Demokrat di kisaran 8 persen. Sudarto menegaskan terdapat tiga hal yang mempengaruhi Pemilu 2019.
Pertama ketokohan yang berhubungan dengan coat-tail effect. Kemudian efektifitas mesin parpol yang turun ke lapangan dan ketiga adalah citra yang dipoles media.
“Kalau iklan media sudah boleh, maka elektabilitas bisa berubah. Hasil survei ini baru gambaran sementara sampai pendaftaran capres-cawapres 4-10 Agustus mendatang,” kata Sudarto. (arn)
Baca Juga:
Wakil Ketua DPR Sebut Ekonomi Era SBY Lebih Baik Daripada Era Jokowi
Faisal Basri Sebut Presiden Jokowi Keliru dalam Sambutan Ekonomi
Ekonomi Pancasila Sebagai Solusi Mengatasi Ketimpangan
Kwik Kian Gie Sebut Data Kemiskinan Versi Pemerintah Manipulasi Statistik