“Beragam produk makanan dihasilkan masyarakat, ada cake sawo, bolu sawo, pudding sawo, selai sawo, dan dodol sawo,” sebut Wiwik merincikan.
Dikatakan Wiwik, pelatihan ini tujuannya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat melalui diverisivikasi hasil olahan buah-buahan. Selain dirinya, juga dibimbing oleh tiga rekannya yang lain, yakni Rahmi Holinesti, STP.,M.Si., Diki Zulfikar, M.Pd., dan Ranggi Rahimul Insan, SP., M.Si.
Kendati dilanda pandemi COVID-19, menurut Wiwik, masyarakat harus tetap produktif, kreatif, dan berinovasi. Terutama agar tetap bisa bertahan dan bangkit bersama. Salah satunya dengan cara mengonsumsi makanan sehat, seperti memanfaatkan buah-buahan di pekarangan rumah.
Bukan itu saja, kata Wiwik, jika mampu mengolahnya dengan baik, buah-buahan alami itu juga akan bernilai jual tinggi. Tentu hal ini bisa menjadi salah satu sumber ekonomi bahkan bisa berdaya saing. Terutama pada saat masa pandemi COVID-19 yang tak berkesudahan seperti saat ini.
“Beragam tanaman hultikultura dan buah-buahan di perkarangan rumah bisa kita manfaatkan, seperti halnya buah sawo. Selain sehat, juga bernilai ekonomis,” tutupnya. (*)