Padang, kabarin.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mencatat, pertumbuhan perekonomian Sumbar triwulan II tahun 2024 yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp83,29 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp49,74 triliun.
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, mengatakan, ekonomi Sumbar triwulan II tahun 2024 terhadap periode yang sama di tahun sebelumnya tumbuh sebesar 4,71 persen (y-on-y).
“Ekonomi Sumbar di triwulan II 2024, di terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 2,12 persen (q-to-q). Ekonomi Sumbar semester I-2024 terhadap semester I-2023 tumbuh sebesar 4,55 persen (c-to-c),” katanya, Senin (5/8/2024).
Ditambahkannya, perekonomian Provinsi Sumbar secara kumulatif tumbuh sebesar 4,55 persen, (c-to-c) selama semester 1-2024.
“Dibandingkan Q1-2024, ekonomi Sumbar pada Q2-2024 tumbuh sebesar 2,12% (q-to-q), mengikuti pola musiman tahun-tahun sebelumnya. Bila dibandingkan Q2-2023, ekonomi Sumbar pada Q2-2024 tumbuh sebesar
4,71% (y-on-y),” ujarnya.
Dikatakannya, seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada triwulan II tahun 2024 (y-on-y).
Seluruh leading sektor, yaitu pertanian, perdagangan, transportasi dan pergudangan, konstruksi, industri
pengolahan melanjutkan tren positif.
Kelima lapangan usaha ini memberikan share sebesar 67,12%.
Tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi
adalah administrasi pemerintah, jasa keuangan dan penyediaan akomodasi dan makan minum.
Selanjutnya, pertumbuhan tiga sektor ini didorong oleh pembayaran gaji ke-13 pada triwulan II 2024, meningkatnya aktivitas kredit dan asuransi, dan aktivitas pariwisata juga semakin meningkat dikarenakan ada libur lebaran Idul Fitri dan idul adha serta libur sekolah yang menyebabkan permintaan makanan restoran meningkat, selain itu permintaan catering juga, meningkat untuk berbagai acara pernikahan dan kegiatan perkantoran.
“Pertumbuhan PDRB lapangan pertanian, kehutanan, perikanan, mengalami pertumbuhan,” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan, peningkatan penggunaan cargo terus bertambah seiring dengan meningkatnya belanja online.
Selain itu, kenaikan jumlah penumpang kereta api sebesar 10,12% dan jumlah barang yang diangkut sebesar
21,87% dibanding Triwulan 2-2023.
“Penumpang dan barang angkutan udara meningkat sebesar 7,87% dan 8,77% dibandingkan triwulan II tahun 2023,” jelasnya.
Tak hanya itu, pada triwulan II tahun 2024 (y-on-y), perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 0,85%.
Hampir seluruh komponen pengeluaran tumbuh, kecuali ekspor barang luar negeri dan konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi.
Sebagai penyumbang utama dari PDRB menurut komponen pengeluaran, konsumsi Rumah Tangga dan PMTB tumbuh positif.
Meningkatnya aktivitas lembaga non profit. Bulan Ramadan dan event pemilu meningkatkan berbagai macam kegiatan
LNPRT, baik LNPRT keagamaan maupun parpol.
Komponen Ekspor dan Impor
terkontraksi. Penurunan Ekspor didorong oleh menurunnya volume ekspor produk karet.
Sementara penurunan Impor didorong penurunan volume impor BBM.
Ekspor barang turun sebesar 7,91 persen terutama disebabkan oleh, beberapa komoditas utama ekspor yang mengalami penurunan dari sisi demandnya.
Komoditas utama non migas yang nilai dan volumenya turun, antara
lain, karet dan barang dari karet (nilai: -21,58 persen, volume 28,64
persen. Garam, Belerang, dan Kapur (nilai: -8,38 persen, volume -4,20 persen. Sari hahan samak dan celup (nilai -26,45 persen, volume: -39,97 persen.
Pada Triwulan II-2024 (y-on-y), konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar
2,15%.
“Sumatera Barat menyumbang 6,86% terhadap perekonomian di pulau Sumatera dan hanya 1,52% terhadap perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi di Sumbar, merupakan urutan ke-5 dibanding provinsi lain di Pulau Sumatra,” tutupnya.
(*)