Ia menambahkan bahwa penguatan dolar AS juga dipicu respon pasar terhadap pengurangan neraca AS yang bertahap, sebagai indikasi kebijakan moneter yang relatif masih belum begitu ketat.
“Kombinasi kebijakan fiskal ekspansi dan moneter yang tidak begitu ketat membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang akan lebih tinggi,” katanya. (atr)
Baca Juga:
Nilai Tukar Rupiah Bergerak Menguat Jadi Rp13.349 Per Dolar AS