kabarin.co – Bekasi, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyatakan koalisi partai politik menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2019, rumit alias tidak jelas. Meskipun demikian, dirinya memprediksi akan ada koalisi terbaru terbentuk sekitar tanggal 9 dan 10 Agutus nanti.
“Selain rumitnya platform, juga karena tidak ada kesepakatan dari Mahkamah Konstitusi (MK) terkait judicial review parlemen threshold. Jika MK ‘melahirkan’ keputusan nol persen, maka koalisi akan bubar,” sebut Fahri usai acara Netizen #NgopiBarengFahri dengan tema “Kaum Milenial, Arah Baru Indonesia” di Bekasi, Jumat malam (13/7/2018).
Fahri Hamzah Sebut Poros Ketiga Akan Muncul 9 Agustus
Menurutnya bahwa nantinya yang keluar dipermukaan adalah poros baru (tengah) yang dilihat publik lebih merupakan alternatif dari dua konflik (kekuatan yakni Jokowi dan Prabowo, red) tersebut. Tapi, kemungkinan itu bisa terjadi kalau 20 persen oleh MK.
“Kalau tidak, koalisinya akan bubar. Tapi saya berpikir bahwa trennya akan ke arah sana (bayak calon), karena itu positif bagi perkembangan suasana pemilihan yang demokratis,” kata politikus PKS itu.
Menanggapi soal koalisi Partai Gerindra dan Demokrat, Fahri tak menampik kalau PKS juga akan kesulitan dalam menentukan koalisi dengan Gerindra. Pasalnya, Gerindra memiliki kalkulasi menang atau tidak.
“Dia juga enggak mau koalisi kalau kalah. Karena ini ‘sudden dead’. Artinya, kalau bisa dua poros kan, langsung kalah,” pungkas anggota DPR asal Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. (epr/jpn)
Baca Juga:
Relawan Jokowi Laporkan Fahri Hamzah ke Polisi Terkait Penceraman Nama Baik
Batal Cabut Laporan, Fahri Hamzah ‘Seret’ Sohibul Iman ke Pengadilan
Fahri Hamzah Tak Rela Abraham Samad Jadi Capres PKS
Ditolak Ceramah di UGM, Fahri Hamzah: Rektor Ditekan dari Atas