Gagal Panen Padi Puso,Petani Majalengka Mencoba Menanam Bawang dan Ubi Jalar

Agribisnis14 Views

kabarin.co , Jawa Barat – Sejumlah petani di Blok Candrajaya, Desa Ciomas, Kecamatan Maja, serta Blok Tarikolot, Desa Tajur, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka terpaksa membabat sawahnya dan mengganti tanaman dengan ubi jalar dan bawang merah akibat tanaman padi mereka mengalami gagal panen dan sebagian puso.

H. Emed warga Blok Candrajaya yang sawahnya berada di Blok Panaragan mengatakan, tanaman padinya kini terpaksa dicangkul karena dipastikan tidak akan bisa dipanen. Usia tanaman yang sudah mencapai 100 hari harusnya sudah bisa dipanen namun kini tanaman padinya kerdil, sebagian berbunga namun tampak lurus ke atas menandakan akan hampa, setelah rusak akibat serangan tikus dan hama merah ketika tanaman baru berumur 1,5 bulanan.

“Karena tak bisa dipanen ya sekarang lahannya dicangkul kembali, dan akan diganti dengan bawang merah, mudah-mudahan dengan bawang merah bisa lebih baik karena curah hujannya mulai jarang,” ungkap H.Emen, Minggu 10 Juli 2016, yang sawahnya mencapai 3 bau atau sekitar 2,2 ha.

Hal yang sama juga dilakukan Tirta dan Udi petani asal Desa Tajur yang sawahnya berada di Blok Tarikolot. Sawah milik Udi seluas 400 bata mengalami gagal panen akibat serangan lembing dan hama merah serta tikus. Hama lembing di sawahnya berkembang biak tak terkendali, dari satu rumpun padi jumlah lembing lebih dari 30. Sawah yang biasanya bisa dipanen hingga 3 tonan kini hanya mendapat tiga karung masing-masing berisi 42 kg.

“Sebagian tidak dipanen dan kini dicangkul diganti dengan tanaman ubi jalar seperti sawah tetangga,” kata Udi.

Tirta beralasan dipilihnya tanaman ubi jalar, karena serangan hamanya tidak sebanyak hama padi, karena ubinya berada di bawah tanah sehingga hama sulit menjangkau tanaman, kalaupun ada hama adalah tikus, itupun setelah ubi mulai muncul.

Menurut mereka sawah di wilayahnya kini hampir sebagian besar ditanami ubi jalar dan bawang merah, hal ini untuk mengurangi resiko kerugian akibat serangan hama, selain itu pemeliharaan tanaman ubi jalar relatif lebih mudah walapun usia panen lebih lama mencapai 4 hingga 5 bulanan.

“Kalau bertani ubi jalar jarang yang rugi, kondisi tanaman selalu bagus, pasar juga mudah dan harga relatif stabil,” ucap Tirta.

Sedangkan varietas ubi jalar yang ditanam para petani di Ciomas dan Tajur adalah varietas AC yang ubinya lebih banyak dan besar. Berbeda dengan varietas manohara yang ubinya besar namun dalam satu rumpun paling banyak dua.

Pasar ubi untuk varietas AC dan manohara lebih banyak bila dibanding dengan ubi varietas cilembu yang pasarnya hanya wilayah Sumedang. Sementara varietas lain yang ubinya besar bisa dipasarkan ke sejumlah tempat termasuk pabrik stik, atau pasar tradisional sekalipun.(prt)

Baca Juga :

Kembali Objek Wisata Pelabuhan Ratu Memakan 3 Korban

3 orang TKI asal Flores di Culik kelompok Bersenjata Asal Filipina