Ikan Mati di Danau Capai 552 Ton, Pemilik KJA Mengaku Tak Jera

Kabarin.co, Agam – Kematian ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat terus bertambah.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Agam, Rosva Deswira mengatakan, penambahan ikan mati massal itu dari Nagari Koto Gadang, Tanjung Raya.

“Data terakhir yang kami himpun, terdapat penambahan ikan mati di Koto Gadang yang mencapai 190 ton,” sebut Rosva, Jumat (17/12).

Saat ini, kata Rosva, total kematian ikan di nagari Koto Gadang sudah mencapai 200 ton. Tiga nagari lain 362 ton, sehingga ikan langgam mati keseluruhan 552 ton.

Kendati merugi, sejumlah penambak mengaku tak jera. Bagi mereka kondisi ini harus dihadapi. Alasannya, semua usaha memang punya dan siap menerima konsekuensi.

“Sudah risiko yang harus dihadapi. Modal sudah tertanam di petak keramba. Jadi, mau tal mau harus dilanjutkan,” kata German, seorang penambak KJA.

Begitu pula Nazirwan, musibah ini kali kedua dialaminya sepanjang tahun ini, terdapat 40 ton ikan dari delapan petak keramba miliknya mati massal.

Kendati begitu, Nazirwan mengaku tak patah arang. Sebagian ikan yang mati itu masih bisa dimanfaatkannya. Dijadikan makanan ikan lain, bahkan dijual.

Untuk ke depannya, dia tetap bersama penambak lainnya tetap mebambak, namun harus pandai-pandai mengatur pola dengan mempelajari musim atau cuaca.

“Mempelajari cuaca, musim pancaroba dikurangi atau ditunda pembibitan,” ujar Nazirwan.

Baginya, tak ada alasan lain, sebab danau satu-satunya lautan di Maninjau. Sisanya dikelilingi perbukitan, sehingga sangat minim lahan pertanian yang bisa digarap.

“Tentang jalan keluar, kami petani mau usaha apa lagi. Orang Maninjau lautnya hanya danau. Membelakangi danau, langsung tampak bukit. Hanya sedikit lahan sawah yang bisa diolah,” ujarnya. (*)