Instagram Jadi Medsos Langganan Bullying

KabarTekno7 Views

kabarin.co – Media sosial menjadi sarana untuk meluapkan ekspresi dan perasaan pengguna di dunia maya. Sayangnya, layanan yang dimaksudkan untuk bersosialisasi secara online itu kerap digunakan untuk hal-hal negatif seperti melakukan aksi bullying atau perundungan.

Sebuah survei terbaru menemukan adanya fakta bahwa Facebook tak lagi menjadi sarang aksi bullying di dunia siber. Sebagaimana diwartakan Mashable, Minggu (23/7/2017), sebuah organisasi di Inggris melaporkan bahwa aksi bullying kini lebih banyak dilakukan di Instagram.

Instagram Jadi Medsos Langganan Bullying

Menurut organisasi anti-bullying Ditch The Label, satu dari lima orang remaja telah mengalami perundungan secara daring (online) dan setengah juta remaja di Inggris telah mengalaminya dalam sepekan terakhir. Selain itu lebih dari setengah jumlah keseluruhan remaja di Inggris mengalami perundungan mengenai hal yang sama.

Survei itu dilakukan terhadap 10.000 remaja yang memiliki rentang usia 12 hingga 20 tahun di Inggris. Adapun isu yang disasarnya ialah cyberbullying, pelecahan, perilaku di dunia maya, perilaku pribadi di dunia maya, serta ketergantungan terhadap media sosial.

Laporan Ditch The Label menemukan bahwa hampir setengah (42%) dari remaja yang mengaku menjadi korban bullying, berasal dari media sosial Instagram. Sementara 37% lainnya melaporkan bahwa mereka telah di-bully di Facebook. Hanya 31% di antara mereka yang mengaku di-bully di Snapchat.

Bentuk bullying yang paling umum ditemukan dengan komentar tak pantas pada unggahan foto dan profil, serta mendapatkan pesan pribadi dari orang tak dikenal. Mereka juga mengeluhkan mengenai fitur ‘Report’ yang disalahgunakan.

“Saya memiliki akun ‘private’ (terkunci) di Instagram. Seseorang yang tak saya kenal tiba-tiba memiliki sebuah foto saya dan mengatakan akan membuat menaruh wajahku di foto telanjang jika saya tak menjawab telefon darinya,” ungkap salah seorang remaja yang tak disebutkan namanya.

“Saya tak menjawab panggilannya (telefon). Dan hingga kini saya tak mengetahui apakah orang tersebut benar-benar menyebarkannya secara online,” katanya melanjutkan

Menanggapi hasil survei, pihak Instagram menyarankan agar korban melaporkan tindakan tersebut.

“Kami tahu bahwa komentar yang diunggah oleh orang lain dapat berdampak besar. Dan oleh karena itu kami baru-baru ini melakukan investasi besar dalam teknologi baru untuk membantu Instagram menjadi tempat yang aman dan mendukung (pencegahan bullying),” kata Head Policy Instagram, Michelle Napchan.

“Menggunakan teknologi machine learning, komentar yang tak pantas di Instagram sekarang otomatis diblokir agar tidak muncul di akun seseorang. Kami juga memberi pilihan kepada pengguna untuk mematikan komentar, atau membuat daftar kata-kata terlarang atau emojis mereka sendiri,” imbuhnya.

Survei tersebut menemukan adanya perbedaan media sosial yang kini digunakan untuk merundung. Berdasarkan survei sebelumnya yang dilakukan oleh The Trolled Nation pada 2013, sang induk perusahaan Facebook diketahui menjadi media sosial yang paling sering digunakan untuk bullying.

Sementara pada 2014, studi dari Cox Communication melaporkan sebanyak 39% remaja mengaku di-bully di Facebook dan 22% mengalaminya di Instagram.​(wck/okz)

Baca Juga:

Xiaomi Luncurkan Payung Lipat Otomatis

Coba Lihat Penampakan Smartphone Entry-Level Nokia2

Yuk Intip Motor Pertama Suzuki, Power Free 1951

Marshall McLuhan “Si Peramal Internet” Jadi Google Doodle Hari ini