Isu Jakarta Tenggelam Masih Menghantui Warga DKI di Tengah Maraknya Pembangunan di Era Jokowi

Berita6 Views

Kabarin.co – Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo ini, isu Jakarta tenggelam masih menghantui warga DKI.

Salah satu tanda yang membuatnya terasa seolah-olah semakin nyata yakni penampakan permukaan air laut di kawasan pesisir Jakarta Utara. Tanpa kita sadari, kini tingginya setara bahkan hampir melebihi permukaan jalan.

Terpantau melalui meteran air laut di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, permukaan air laut hanya berjarak sekitar 1-2 meter dari tepi tanggul yang membatasinya dengan daratan. Sedangkan menurut untuk tinggi air lautnya sendiri.

Dari tahun ke tahun, tinggi tanggul terus bertambah seiring dengan permukaan air laut yang semakin tinggi. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang pengurus kapal di kawas tersebut.

“Ini semakin tinggi tanggulnya, dulu ini mepet. Tembok sebelah sana dulunya rata sama tanah ini (daratan). Terus ditinggi-tinggiin,” ungkapnya.

Ia yang sudah bekerja di sana selama kurang lebih lima tahun telah menyaksikan perubahan yang terjadi dengan tinggi permukaan air laut. Bahkan kini ketika pasang, air laut hanya berjarak sejengkal dari tepi tanggul.

“Pokoknya tuh untuk deretan tanggul sini jaraknya hampir sejengkal,” katanya.

Meski demikian, kejadian tanggul jebol belum pernah terjadi. Hanya saja beberapa tahun lalu sempat ada kejadian air meluap hingga menyebabkan masyarakat resah.

Oleh karena itu, ia menyampaikan, pemerintah mulai merencanakan pembaruan tanggul dengan menambah ketinggiannya agar tidak luber ke daratan.

“Ini nanti mau mulai ada pembaruan lagi, mau ditinggiin. Tapi belum tahu, masih rencana katanya,” ungkapnya.

Menurutnya, salah satu faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya hal ini ialah proyek reklamasi pulau. Hal itulah yang menyebabkan daratan semakin turun dan permukaan air laut semakin tinggi.

“Itu sih banyaknya pembangunan pulau, reklamasi,” ungkapnya.

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin di bulan Agustus lalu sempat menyoroti kembali perkara Jakarta tenggelam salah satunya berkaitan dengan tingginya penggunaan air tanah di Ibu Kota.

Arief khawatir kondisi tersebut jika dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan bencana tenggelamnya DKI Jakarta pada 2050, sesuai dengan prediksi para ahli.

“Salah satu hal yang saat ini menjadi tantangan kita bersama, bahwasanya di Provinsi DKI Jakarta isu tentang air minum yang memang masih tingginya pengambilan penggunaan dari air tanah. (Penggunaan air tanah) ini masih sangat besar sekali di Provinsi DKI Jakarta dan memang ini membuat kemudian banyak efek ekologi menjadi salah satu hal mengancam kehidupan di Jakarta,” kata Arief, beberapa waktu lalu.(pp)