Isu Makar Dari Kalangan Istana Sendiri

KabarUtama7 Views

kabarin.co – Merespon rencana aksi “Bela Islam jilid III” 212, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menengarai ada rencana makar di balik demonstrasi yang bakal digelar umat muslim pada 2 Desember mendatang. Bahkan Kapolri secara tegas melarang demonstrasi pada 2 Desember, apabila menutup Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin di Jakarta.

Ucapan Kapolri ini sangat berlawanan dengan ucapan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menyatakan prajurit TNI akan bertangan kosong amankan demonstrasi. Menurut panglima TNI, para prajurit TNI akan menghadapi para pengunjuk rasa dengan tangan kosong. Hal itu untuk menghindari tudingan TNI melanggar HAM ketika dalam menghadapi demonstrasi yang berujung anarkis.

Pernyataan Panglima TNI ini sangat diplomatis mengingat posisi TNI untuk membantu keamanan yang dijalankan Polri saat demo

212 nanti. Tetapi secara implisit ini sepertinya menyangkal adanya rencana makar pada aksi 212. Di negara manapun juga, ketika disinyalir adanya makar, maka TNI akan siaga penuh dengan senjata lengkap.

Bahkan Menkopolhukam Wiranto tidak mau terlalu cepat menuduh rencana demonstrasi 212 ditunggangi aktor politik tertentu. Artinya  Menkopolhukam tidak melihat adanya rencana makar pada aksi 212.

Jadi apa yang disampaikan Kapolri justru menimbulkan kebingungan dan kepanikan di masyarakat. Padahal aksi 212 nanti sebagai kelanjutan dari aksi 411, di mana istana dan parlemen menutup pintu untuk menerima tuntutan rakyat agar Ahok ditangkap terkait penistaan agama. Jika istana dan parlemen menutup pintu, maka tidak ada cara lain bagi rakyat untuk menlanjutkan aksi di jalanan sampai Ahok ditangkap.

Jika melihat kembali aksi 411 di mana Jokowi meninggalkan istana dan tidak mau menerima wakil-wakil ulama, sangat kuat dugaan Jokowi diarahkan dan dikendalikan suatu kelompok tertentu di Istana pada saat itu. Seharusnya langkah yang ditempuh Jokowi adalah menerima kedatangan para wakil ulama untuk meredakan kemarahan umat muslim. Jadi bisa dikatakan bahwa informasi yang diterima Jokowi adalah sesat dan menyesatkan, termasuk rencana makar pada aksi 212 mendatang.

Oleh : Gde Siriana (Soekarno Institute for Leadership)

Baca Juga:

“Titik Temu Kekuatan Islam, Nasionalis dan TNI adalah Kembali ke UUD 45”