Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum : 200 Ribu Napi Jadi Santri

kabarin.co, MARTAPURA — Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia I Wayan Kusmiantha Dusak mengatakan, 200 ribu narapidana di seluruh Indonesia menjadi santri pesantren di lapas. “Seluruh warga binaan muslim pada seluruh lapas di Indonesia wajib menjadi santri di pesantren yang dibuka dalam lapas,” ujarnya di LPKA Klas I Martapura, Kalimantan Selatan, Selasa (6/12).

Wayan mengatakan, program pembinaan berbasis pesantren bagi seluruh warga binaan di lingkungan lapas merupakan program yang diterapkan Kemenkum dan HAM mulai awal 2017. Dia menjelaskan, program yang bertujuan membina narapidana maupun tahanan di lapas merupakan bentuk pembinaan kepribadian dan keagamaan yang wajib diikuti setiap warga binaan.

“Programnya wajib diikuti setiap warga binaan. Tujuan untuk membina kepribadian mereka menjadi lebih baik dan tinggi ilmu agamanya setelah usai menjalani hukuman,” ungkapnya.

Menurut dia, saat ini, pesantren dalam lingkungan lapas sudah diterapkan di Lapas Cianjur, Jawa Barat, yang menjadi percontohan pesantren di Indonesia khususnya bagi LPKA Klas I Martapura. Kata dia, pesantren di LPKA Klas I Martapura merupakan satu-satunya yang diterapkan di lingkungan lapas di luar pulau Jawa, termasuk yang pertama di wilayah Indonesia Timur dan Tengah.

“Harapan kami, pesantren di LPKA Klas I Martapura menjadi percontohan bagi lapas lain di luar pulau Jawa maupun lapas lainnya di wilayah Indonesia Timur dan Tengah,” ucapnya.

Dia mengatakan, program pesantren masuk lapas merupakan salah satu langkah Kemenkum dan HAM membina warga binaan sehingga bisa menjadi manusia yang lebih baik usia menjalani hukuman. “Kami optimistis program ini mampu merubah perilaku warga binaan menjadi lebih baik sehabis menjalani hukuman bahkan mereka bisa menjadi ahli agama usai menjalani hukuman,” ujarnya.

Ditambahkan, jumlah warga binaan di seluruh lapas di Indonesia sebanyak 200 ribu tergolong tinggi meski pun lebih rendah dibanding negara lain seperti Tiongkok, India dan Thailand. “Mereka sudah mulai menjalankan pembinaan berbasis kegiatan keagamaan sehingga kita menirunya agar seluruh warga binaan menjadi lebih baik akhlak dan kepribadiannya,” kata dia. (rep)

 

Baca Juga :

Maraknya Aksi Kriminalitas Geng Motor Polisi Tingkatkan Patroli

Akibat Kakak Punya Senjata Api Ilegal, Lionel Messi Kini Jadi Keluarga Kriminal

Polisi Gelar Razia Di Jakarta Selatan Untuk Antisipasi Kriminal DI Jalanan