Kabidhumas Polda Metro: Tukang Bubur itu Tidak Suka Ahok Makanya Dia Tolak Djarot

Metro10 Views

kabarin.co, JAKARTA-Berkali-kali ditolak warganya sendiri, bahkan dihadang ketika akan melakukan kampanye, tim paslon Ahok-Djarot pun meradang dan meminta polisi usut dalang penghadangan kampanye.

Seperti yang sudah diketahui penolakan terhadap Ahok terjadi hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta. Bukan hanya menolak, massa penghadang melakukan pengejaran dan pengusiran terhadap Ahok seperti yang terjadi di Kebon Jeruk sehingga Ahok terpaksa harus dievakuasi dengan menggunakan angkot.

Baca juga: Lagi-lagi Ahok Didemo Warga, Akhirnya Dievakuasi Pakai Angkot

adjrot-kabur-pake-angkot
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat dievakuasi menggunakan angkutan kota (angkot) saat diamuk oleh warga Rawa Belong, 2 November 2016.

Tak hanya Ahok, penghadangan pun dialami oleh calon gubernur Djarot Sjaifulah Hidayat saat blusukan ke permukiman warga di Kelurahan Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).

Kampanye Djarot sudah beberapa kali dihadang sekelompok orang. Sebelumnya, Djarot juga dihadang sekelompok orang saat blusukan di Pela Mampang, Jakarta Selatan, dan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Terkait peristiwa penghadangan kampanye Djarot di Kembangan Utara, Jakarta Barat, polisi telah menangkap seorang tersangka penghadangan. Setelah sebelumnya kepolisian menerima laporan dari Bawaslu berdasar aduan dari timses paslon petahana tersebut.

Dari hasil penyidikan yang melibatkan 12 saksi, termasuk Djarot sendiri yang menunjukkan foto tersangka, Naman akhirnya ditangkap penyidik di kediamannya, Kembangan, Jakarta Barat, pada Selasa, 22 November 2016, sekitar 15.00 WIB.

Dia dijerat dengan Pasal 187 ayat (4) UU No 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Karena ancaman hukumannya maksimal 6 bulan itu, Naman tidak dapat dilakukan penahanan.

Karena tidak suka Ahok
Naman S (52) ditetapkan sebagai tersangka penghadangan kampanye Cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Tukang bubur ini terang-terangan mengaku tidak suka Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), lalu melampiaskannya ke Djarot.

Saat menjalani rangkaian pemeriksaan, Naman mengaku penghadangan kampanye Djarot dilakukannya karena ketidaksukaannya kepada sosok Ahok. Aksi itu dilakukan murni atas inisiatif Naman.

“Memang buntutnya dari ketidaksenangannya terhadap Bapak Basuki Purnama, imbasnya ke Pak Djarot karena dari yel-yelnya pun demikian (menolak Ahok),” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Pria yang berprofesi sebagai penjual bubur tidak dibayar oleh pihak-pihak tertentu untuk menghadang kampanye Djarot itu.

“Yang bersangkutan mengaku tidak ada dibayar, itu inisiatifnya saja,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/11/2016). (mfs)

Baca juga:

Ketika Para Pendukung Kompak Berbalik jadi Penentang Ahok

Ahok Dilaporkan Ibu-ibu Pengajian Ke Polisi Soal Tuduhan Aksi 4 November Dibayar

Status Tersangka Persulit Ahok Raih Suara dari Swing Voters