Kurs Rupiah Menguat tak Selalu Berdampak Baik

kabarin.co – Jakarta, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyampaikan ketika kurs rupiah menguat terhadap mata uang asing tidak selalu akan berdampak baik bagi perekonomian dalam negeri.

“Selama ini ada persepsi yang keliru di mata publik, kalau rupiah menguat maka hal itu positif padahal tidak demikian,” kata dia di Jakarta, Senin (10/10).

Menurutnya saat ini ekspor dan impor Indonesia mengalami defisit. Jika rupiah terlalu kuat maka yang akan terjadi adalah biaya impor murah sehingga produksi dalam negeri menjadi turun. Akibatnya impor akan semakin besar mengalami defisit dan ekspor menjadi tidak kompetitif.

“Selain itu jika rupiah terlalu kuat maka utang valuta asing menjadi kian besar karena nilainya murah,” katanya.

Mirza menyebutkan pada 2013 ekspor dan impor Indonesia mengalami defisit sekitar 31 miliar dolar AS, 2014 17 miliar dolar AS dan pada 2016 sekitar 21 miliar dolar AS. Namun menurutnya pada kurun waktu 2000 sampai 2010 ekspor dan impor Indonesia sempat mengalami surplus karena ketika itu harga komoditas sedang bagus. (epr/rep)

Baca Juga:

Pelonggaran Tax Amnesty ‘Obat Kuat’ Rupiah Pekan ini

Rupiah Diperkirakan Menguat Jelang Federal Reserve – The Fed

Jika Pencapaian Tax Amnesty Meningkat, Rupiah Akan Menguat

Rupiah Tembus Rp. 13.500 Akibat Brexit

Jelang Pertemuan Federal Reserve Dolar AS Melemah