Kretek, Rokok Linting Asli Indonesia yang Keberadaanya Nyaris Punah

Baca Juga :

Industri Kretek Berkembang dengan Pesat

Industri kretek di Indonesia diperkirakan hadir pada tahun 1870-1880 atau 10 tahun sebelum Djamhari meninggal. Dari sana, orang mulai membuat rokok kreteknya sendiri lalu menjual kepada banyak orang. Biasanya mereka menggulung tembakau dan cengkih di dalam klobot atau daun jagung lalu dijual dalam untingan 10 biji.

Nitisemito [image source]

Nitisemito [image source]

Maraknya kretek dijual di kala itu membuat Nitisemito memiliki ide brilian. Dia mulai memproduksi massal rokok ini dengan racikan yang nikmat. Dia bahkan memberikan merek pada rokoknya sehingga semakin dikenal banyak orang. Seiring berkembangnya waktu, pabrik rokok di Indonesia khususnya Kudus tempat Nitisemito tinggal mulai berkembang pesat. Dalam waktu yang tidak terlalu lama setidaknya ada puluhan pabrik milik bumiputra.

kretek klobot [image source]

kretek klobot [image source]

Tidak berselang lama, para pengusaha Tionghoa tertarik dengan usaha ini. Saat para bumiputra bangkrut dan berjatuhan, mereka terus bertahan dan mendulang keuntungan sebanyak-banyaknya. Oh ya, Nitisemito dikenal sebagai penguasa bumiputra paling kaya sebelum kemerdekaan di Indonesia tiba.

Baca Juga :  Gudang Garam Stop Beli Tembakau Petani Sumenep

Kretek di Dunia Modern

Berganti zaman, industri rokok di Kudus tetap bertahan sampai sekarang. Meski demikian, gempuran rokok-rokok modern dengan jenis filter sempat membuat kretek terpuruk sedalam-dalamnya. Di saat pemerintah akan menerapkan harga dua kali lipat untuk semua jenis rokok, nasib kretek bisa jadi semakin tidak bisa ditolong lagi.