Asisten Pemerintahan Choiril Ustadi yang membuka acara tersebut mengatakan ini merupakan bagian dari pengembangan kampung pintar. Selain mengembangkan layanan publiknya berbasis TI, desa juga berkewajiban memanfaatkan TI untuk memasarkan potensi desanya.
Ustadi menambahkan, pada tahun 2016 terdapat 23 desa yang telah didukung jaringan fiber optic. Sementara, di tahun 2017 nanti ada sekitar 65 desa lagi yang akan didukung jaringan serupa.
“Jaringan fiber optic ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk bisa meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Termasuk mengembangkan potensi yang ada di desa,” kata Ustadi.
Lewat pelatihan pembuatan website desa ini, Ustadi berharap antusiasme aparatur pemerintahan desa muncul.
“Desa ini perlu mem-branding dirinya. Desa perlu diperkenalkan, karena itu yang bisa menjembatani desa dengan dengan pasar global,” ucap Ustadi.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD), Zen Kostolani menambahkan pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM di desa. Aparat desa, lanjut dia, tidak hanya harus mahir masalah administrasi desa, tetapi juga harus bisa memanfaatkan TI untuk memajukan desanya.