Masih Ada Kendala Operator Bus Kesulitan Isi Solar Padahal BBM Sudah Naik

Berita6 Views

Kabarin.co – Pemerintah memang sudah menaikkan harga solar subsidi pada awal September 2022. Semula solar yang dijual Rp 5.150, naik menjadi Rp 6.800 per liter.

Efek dari kenaikan harga BBM tersebut tentu berpengaruh pada biaya operasional perusahaan otobus (PO). Oleh karena itu, imbasnya adalah tarif tiket bus yang ikut naik.

Masalah harga solar yang naik bisa diatasi, namun muncul kendala lain. Mengingat solar yang digunakan adalah subsidi dari Pemerintah, maka penggunanya harus didaftarkan lewat aplikasi Mypertamina.

Anthony Steven Hambali, Pemilik PO Sumber Alam berharap, selesai harga solar subsidi dinaikkan, harapannya adalah tidak sulit untuk memperolehnya.

“Saat ini isunya MyPertamina. Kami harus register di mana itu agak sulit. Selain itu mengenai safety (keamanan) data juga masih diragukan,” ucap Anthony di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Anthony menceritakan pengalamannya saat mengisi solar memakai aplikasi MyPertamina. Ketika dimasukkan pelat nomornya sebelum isi, malah tercatat kalau kendaraannya harus diisi Pertalite, padahal bus memakai solar.

“Dimasukkan nomor polisinya, keluar di situ bahwa kendaraan ini harusnya Pertalite. Ya itu enggak mungkin, masa bus minumnya Pertalite. Jadi ada kesalahan data,” ucap Anthony.

Selain itu, ada juga kejadian QR code sudah digunakan oleh kendaraan lain, padahal tidak sesuai dengan datanya. Hal seperti ini yang bisa dimanipulasi, soal data kendaraan yang sudah terkumpul.

“Ini yang masih menjadi problem, harapannya hal-hal seperti ini ditiadakan. Kalau memang misalkan (harga BBM) sudah naik, ya harusnya barangnya terjamin,” ucap Anthony.(pp)