‘Menteri Perang’ ISIS Tewas Dalam Serangan Udara AS

kabarin.co, SHIRAQ – Abu Omar al-Shishani, pria yang dijuluki oleh Amerika Serikat sebagai “menteri perang” ISIS dilaporkan tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di kota Shirqat, Irak. Laporan ini disampaikan oleh media ISIS di internet.

Diberitakan Reuters, Rabu (14/7), Maret lalu Kementerian Pertahanan AS mengatakan Shishani kemungkinan besar terbunuh dalam serangan di Shirqat, Untuk pertama kalinya, kantor berita ISIS Amaq membenarkan kematian Shishani.

Baca juga: Lewat Video ISIS Nyatakan Perang Terhadap RI dan Malaysia

Reuters tidak bisa mengonfirmasi kabar kematian tersebut dan Pentagon juga belum mengeluarkan pernyataan terbaru terkait hal ini. Namun kabar kematian Shishani ramai dibicarakan di antara simpatisan ISIS.

Para anggota ISIS di sosial media mengucapkan belasungkawa, termasuk memajang foto Shishani di akun mereka, dan menyatakan akan membalas dendam.

Hisham al-Hashimi, penasihat keamanan pemerintah Irak, mengatakan sumbernya di Shirqat membenarkan Shishani tewas bersama beberapa militan ISIS lainnya.

Sementara itu Rami Abdelrahman, kepala lembaga Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan Shishani sempat terluka dalam serangan Maret lalu dan meninggal dunia setelah sempat dirawat di Raqqah.

Baca juga: Ibu Muda Cantik dari Belanda ini Berhasil Lolos dari Cengkraman ISIS

“Saya mendapat konfirmasi dari dokter yang merawatnya,” kata Abdelrahman. Dia mengatakan, ISIS menunda pengumuman kematiannya selama penggantinya belum ditunjuk.

Shishani yang dikenal dengan julukan Umar dari Chechen merupakan salah satu militan yang paling diburu AS dengan hadiah US$5 juta untuk informasi keberadaannya di Suriah atau Irak.

Lahir tahun 1986 di Georgia yang saat itu bagian dari Uni Soviet, Shishani dikenal sebagai penasihat dan orang kepercayaan Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS.

Shishani pernah bergabung dalam pemberontakan di Chechnya sebelum masuk angkatan bersenjata Georgia tahun 2006 dan berperang melawan tentara Rusia. Dia keluar dari militer dua tahun kemudian karena alasan medis.

Dia pernah dipenjara satu tahun pada 2010 atas kepemilikan senjata ilegal. Tahun 2012, dia meninggalkan Georgia menuju Istanbul, Turki, lalu menyusup ke Suriah.

Tahun 2013 Shishani berbaiat pada Baghdadi. Kementerian Luar Negeri AS mengenali Shishani sebagai komandan militer dalam sebuah video tahun 2014.

Kematian Shishani adalah satu lagi pukulan telak bagi ISIS yang kehilangan banyak wilayahnya akibat serangan koalisi AS. Saat ini pasukan Irak tengah berupaya merebut Mosul, kota terbesar kedua di Irak. (cnn)