“Saya sempat cobain telurnya rasanya getir, dan ini saya rasa bukan telur biasa.
Saya merasa dirugikan yang jelas dengan adanya kejadian seperti ini,” tandasnya.
Komaroh membeli telur-telur asin itu sesuai pesanan para pembeli.
“Semisalnya pesannya 200 butir ya saya pesan 300 butir. Nah terakhir saya pesan 120,” terangnya.
Total ada 120 butir telor yang berwarna coklat dan yang sempat terjual adalah 40 butir.
Tapi 40 butir telor itu pada akhirnya dikembalikan lagi kepada Komaroh.
Sampel telur yang berwarna coklat itu akhirnya dibawa oleh Dinas Kesehatan, Kabupaten Banyumas untuk diperiksa.
Komaroh mengaku sudah mencoba mengembalikan ke pemasok.
Tetapi pihak pemasok menjawab juga tidak mengetahui mengapa telur-telur itu seperti itu.
“Saya membelinya Rp 2.000 perbutir dan menjual Rp 3.000. Saya sudah langganan dengan pemasok tersebut sekitar satu tahun ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Pekuncen AKP Susanto membenarkan kejadian tersebut.
“Ia benar saat ini masih dilakukan uji laboratorium di Dinas Kesehatan Banyumas,” pungkasnya. (epr/trb)