Untuk mencapai Gua Hira butuh fisik dan stamina memadai. Harus mendaki Jabal Nur, gunung batu yang tingginya mencapai 2.500 kaki, terpaut 6 kilometer dari Masjidil Haram, tempat Kakbah bediri.
Dari sekitar Masjidil Haram, kita bisa ke kaki Jabal Nur dengan menumpang taksi atau minibus. Dari bawah Jabal Nur ada anak tangga menuju ke atas hingga Gua Hira yang berada di sela dinding bebatuan dan luasnya mampu menampung enam orang.
Peziarah berlomba-lomba masuk ke dalam hingga saling sikut. Dari atas Gua Hira, kita bisa melihat Kota Makkah yang gersang dan Zamzam Tower yang menjulang di samping Masjidil Haram.
Dulu belum ada anak tangga seperti sekarang. Begitu juga sepatu gunung yang memudahkan mendaki. Rasulullah menapaki gunung batu itu dengan sandal kulit dan tongkat. Risikonya tentu saja terpeleset dan terluka. Tak ada pohon untuk berlindung. Panas di siang, dingin menikam tulang saat malam.
Gua Hira jadi saksi bisu turunnya risalah pertama kepada Nabi Muhammad. Ia terus memancarkan aura, menarik peziarah untuk berpikir dan mengenang sejarah perjuangan Nabi dalam membawa risalah Islam.