Chandani menuturkan fakta yang dia sampaikan itu murni dari lubuk hatinya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Hal tersebut harus ia sampaikan karena sudah menjadi beban moral yang selama ini dipendamnya. Bahkan ia tidak ingin menjadi orang yang disalahkan karena sepengetahuan banyak orang dirinya adalah panitia pelaksana Musnalub.
Selaku Ketua Musnalub, ia mengetahui betul persoalan yang terjadi karena dia juga berperan sentral memprakasai musnalub tersebut.
Saat ini dia sendiri mengaku khilaf karena telah menjadi aktor wacana musnalub itu. Karena semestinya kepengurusan KAN Lubukkilangan tidak harus dimusyawarahkan dengan cara seperti itu.
“KAN ini lembaga adat, bukan organisasi lain atau sebuah partai, jadi seharusnya tidak perlu ada musnalub,” tuturnya.
Selain itu selama ini sesuai tatanan adat di Lubukkikangan, anak kemenakan tidak bisa dan tidak patut untuk menentukan dan memilih Ketua KAN Lubukkilangan.
“Saya sadar, selaku anak kemenakan ini bukan wewenang saya. Dan saya telah salah memprakasai musnalub ini,” ujar Chandani.