“Masyarakat yang dulunya terlibat dalam praktek ilegal logil sekarang sudah beralih profesi menjadi pelaku eko wisata, petani kopi dan semacamnya,” ungkap Yozawardi.
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat membuka kegiatan tersebut menegaskan, Pemprov Sumbar terus memastikan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan bisa berjalan sesuai ketentuan dan berdampak positif untuk perekonomian masyarakat sekitar.
“Kita ingin membantu mereka untuk lebih sejahtera. Oleh karena itu, mereka tidak hanya kita perkuat dari segi kelembagaan tapi juga dari segi daya saing,” tegas Gubernur Mahyeldi.
Mahyeldi menyebut, hutan telah menjadi bagian dari kehidupan ekonomi masyarakat Sumbar selama bertahun-tahun. Bahkan, hampir 82 persen nagari di Sumbar itu berada dalam kawasan hutan.
“Agar fungsi dan manfaatnya dapat berkelanjutan, maka ekosistemnya mesti kita jaga bersama,” himbau Mahyeldi.
Gubernur berharap melalui Workshop ini, kapasitas dan daya saing KTH dan KPS menjadi lebih meningkat. Sehingga harapan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan dapat terwujud. (***)