Saat ini, jalur tersebut dilalui oleh kendaraan bertonase total sampai 40 T. Sehingga sangat wajar, jika kemantapannya menurun.
“Kombinasi overload dengan tingginya curah hujan, serta padatnya arus kendaraan yang melintas, membuat proses pemeliharaan dan perbaikan tidak berjalan optimal,” jelasnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Erasukma mengaku pihaknya telah melakukan sejumlah upaya penanganan.
Diantaranya, melakukan penimbunan pada setiap badan dan bahu jalan yang berlobang menggunakan sirtu.
Kemudian saluran drainase yang rusak juga diperbaiki sehingga aliran airnya tidak lagi meluber ke badan jalan.
“Itu diperkirakan akan memakan waktu, 7 sampai 14 hari kedepan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga terus berupaya untuk memperlebar akses, sehingga jalur tersebut aman untuk dilewati dua kendaraan berpapasan.
Sebab, selama ini hal tersebut merupakan salah satu keluhan utama dari para pengendara yang melintas.
“Kita telah siapkan anggaran sekitar 2 Miliar untuk kebutuhan tersebut. Prioritas utama, tentu pada titik yang dinilai kerusakannya paling parah,” ungkapnya.