Batubara dari kawasan tambang Sawahlunto diangkut menggunakan kereta api sampai ke Padang, melalui jalur transportasi kereta yang kini menjadi bagian dari atribut dan properti WTBOS, termasuk cagar budaya Stasiun Kayutanam.
Di balik pengakuan dunia dan upaya merawat warisan budaya ini, terdapat kisah-kisah penderitaan yang dialami oleh nenek moyang kita.
Hal itu tentu saja menuntut kita untuk mengungkap dan menceritakan kembali sejarah ini, bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk menghormati dan memberikan pengakuan yang layak atas perjuangan mereka.
Stasiun Kayutanam, yang kini menjadi salah satu ikon penting dari WTBOS, adalah saksi bisu dari masa kelam tersebut.
Transformasi stasiun ini dari alat eksploitasi kolonial menjadi tempat perhelatan warisan budaya lokal adalah contoh nyata bagaimana kita bisa mengubah narasi yang penuh penderitaan menjadi cerita tentang ketahanan dan kebanggaan.
“Kedepannya, helatan budaya Galanggang Arang juga harus bertransformasi menjadi Alek Nagari yang berkelanjutan, yang dibutuhkan dan dikelola secara gotong royong oleh masyarakatnya kita sendiri,” terang Mahatma.