Persiapan Galanggang Arang Padang Pariaman di lokasi kegiatan sudah dimulai dari 20 Juli 2024.
Dibantu oleh sekitar 50-an (lima puluhan orang) yang berdomisili di sekitar Stasiun Kayutanam, penyelenggara menyiapkan lokasi kegiatan yang akan digunakan untuk pameran seni rupa, pameran arsip dan benda koleksi sejarah Perang Sintuak, panggung kesenian rakyat, pameran kuliner khas Kayutanam, pameran permainan tradisional, pemutaran film, diskusi cagar budaya, dan lain sebagainya.
Mahatma juga menyebutkan, akulturasi budaya di Padang Pariaman, dengan Stasiun Kayutanam sebagai salah satu pintu masuk dan ruang temu, menunjukkan bagaimana berbagai budaya bisa berinteraksi.
Proses ini sering kali diwarnai oleh dinamika kekuasaan yang tidak seimbang, di mana budaya lokal harus beradaptasi dan sering kali terpinggirkan oleh pengaruh luar dan kebijakan publik yang tidak berpihak kepada masyarakat.
“Namun, dalam konteks yang lebih luas, akulturasi ini juga menghasilkan perpaduan yang unik dan kaya.”
Program Galanggang Arang, yang diinisiasi oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan Kemdikbudristek, bekerja sama dengan pemerintah provinsi Sumatera Barat dan Pemkab Padang Pariaman, adalah salah satu upaya untuk menghidupkan kembali dan merayakan warisan budaya ini.