Buya Zuari Abdullah menjadi fasilitator untuk tari tradisi, sedangkan Jumaidil Firdaus mementori kelompok musik tradisi.
“Pertemuan awal, kita coba cek beberapa nada alat musik yang dibawa oleh peserta. Itu jadi patokan nada dasar untuk karya kolaborasi. Nah di hari ke-dua, sudah tergambar untuk bagian pembuka dan untuk bagian bertempo sedang. Setelah itu baru dibuat batang lagunya,” ujar Jumaidil yang juga merupakan personel dari OTB.
Kolaborasi semacam ini tentu melahirkan tantangan tersendiri, hal tersebut disampaikan oleh Leva Khudri Balti a.k.a Lepok, vokalis dari OTB.
Menurutnya, penting mencari siasat agar bisa mencocokan material dari OTB dan kesenian tradisi.
“Ada ruang dialog, semacam batulak ansua. Irama lagunya digarap bersama. Ruang semacam ini jadi jalan tengah untuk menyamakan pandangan soal kekaryaan. OTB melakukan pengembangan musik tradisi secara populer sedangkan kawan-kawan kelompok musik tradisi melakukannya secara kreasi,” ungkap Lepok.
Bagi personel OTB, kolaborasi bukan hal yang baru. Keseluruhan personel memiliki latar belakang musik tradisi sehingga tidak menyulitkan mereka untuk beradaptasi dengan kelompok seni tradisi.