Metro  

BBM Langka di Mentawai, Ganggu Aktifitas, Masyarakat Minta Perhatian Pemerintah

Potret Masyarakat mengisi BBM untuk boat miliknya di Dermaga Tua Pejat

Mentawai, kabarin.co — Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, khususnya di Pulau Sipora, Tua Pejat, Kecamatan Sipora Utara. Kondisi ini menyebabkan tersendatnya sejumlah sektor vital seperti transportasi laut antar-pulau dan distribusi logistik kebutuhan pokok.

Berdasarkan pantauan di lapangan pada Sabtu (3/5/2025), dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tua Pejat tampak tutup lantaran tidak memiliki pasokan BBM untuk disalurkan kepada masyarakat. Sejumlah kapal kecil pun terpaksa menghentikan aktivitas karena kehabisan bahan bakar.

banner 728x90

Akibatnya, para nelayan kesulitan melaut dan kapal penyeberangan tidak dapat mengangkut masyarakat ke pulau lain di wilayah tersebut. Hingga kini, warga masih menunggu kedatangan kapal pengangkut BBM dari Kota Padang.

Nelayan Pulau Sipora, Nelson Saleileiubaja, mengatakan kelangkaan BBM sudah berlangsung selama sepekan terakhir dan kerap terjadi tanpa ada solusi yang jelas dari pemerintah daerah.

“Kami tidak bisa melaut karena stok BBM habis. Ini hari ketiga tangki minyak di boat benar-benar kosong,” ujarnya saat ditemui di Dermaga Tua Pejat.

Nelson menyebut, ketiadaan BBM membuat roda perekonomian ratusan nelayan di Pulau Sipora lumpuh total. Untuk melaut di perairan Samudra Hindia, para nelayan membutuhkan BBM dalam jumlah besar.

“Sambil menunggu pasokan datang dari Padang, kami hanya bisa memperbaiki jala dan peralatan tangkap,” tambahnya.

Hal serupa disampaikan oleh Gabriel Kristianto Saleilei, juru mudi boat pengangkut wisatawan. Ia menilai krisis BBM turut menghambat kemajuan sektor pariwisata Mentawai.

“Seperti hari ini, lima turis asal Inggris dan Amerika terpaksa menunda keberangkatan ke lokasi diving dan surfing karena tidak ada BBM,” ungkapnya.

Saleileubaja berharap pemerintah daerah dan Pertamina segera mengambil langkah konkret agar krisis ini tidak terus berulang.

“Pemerintah harus mempercepat distribusi BBM dan mempertimbangkan penambahan armada kapal pengangkut bahan bakar. Ini masalah serius yang harus segera ditangani oleh Bupati dan jajarannya,” tutupnya.

(*)

banner 728x90