kabarin.co – Mencetak dua gol ke gawang West Ham United pada Sabtu (4/11) lalu membuat koleksi gol Mohamed Salah bertambah menjadi 12 gol pada segala ajang. Seusai pertandingan, terdengar berita bahwa gelandang asal Mesir ini disebut sebagai “the new Luis Suarez”.
Mohamed Salah pun tergelak dan kontan menepis dirinya disamakan dengan Suarez.
“Suarez seorang striker dan pemain besar, sedangkan saya aslinya gelandang sayap. Jadi, terlalu jauh untuk membandingkannya,” kata Salah kepada Sky Sports.
Suarez merupakan striker asal Uruguay yang bergabung di Liverpool pada 2011 hingga 2014. Meski menyukai kontroversi, kaki dan kepala Suarez sangat tajam.
Dia bahkan menjadi pencetak gol terbanyak Premier League musim 2013-2014 dengan 31 gol.
Namun, apa pun sebutannya, harus diakui bahwa Salah telah menjadi salah satu pilar Liverpool yang bersinar pada musim ini. Dengan gocekan, kelincahan, dan kecepatan larinya, Salah bena-benar mewarnai serangan Liverpool sejauh ini.
Semua itu membuatnya semakin percaya diri bermain di Premier League. Karena, Liga Inggris pernah menjadi tempat yang tidak ramah baginya. Salah pernah gagal membuktikan kapasitasnya saat memperkuat sesama tim besar Inggris, Chelsea.
Sempat 11 kali tampil pada 2014 di Premier League dan Piala FA, waktu Salah kemudian lebih banyak dihabiskan sebagai pemain pinjaman. Salah pernah dipinjamkan ke Fiorentina, kemudian diikat permanen oleh AS Roma pada 2015 sebelum akhirnya berlabuh ke Liverpool pada musim panas 2017.
Legenda Liverpool, Steven Gerrard, mengungkapkan bahwa mulanya dia cukup skeptis memandang keputusan The Reds merekrut Salah. Namun, seiring berjalannya waktu, Gerrard kini berani mengatakan bahwa Salah merupakan penampil terbaik klub sepanjang musim ini.
“Saya sering menonton aksinya ketika di Chelsea. Dia benar-benar tak berkembang. Kemudian dia mencapai puncak performa di Roma. Tapi, saya tetap berpikir apakah dia benar-benar cocok di Premier League? Sekarang Salah telah mampu menjawabnya,” tutur Gerrard.
Apa yang dikatakan Gerrard senada dengan Frank Lampard, legenda Inggris yang pernah menjadi senior Salah di Chelsea. Menurut Lampard, ketika itu Salah terlalu muda dan persaingan yang dihadapi di skuat The Blues terlalu berat. “Kepindahan ke Chelsea mungkin merupakan langkah besar untuk Salah, tetapi juga mungkin terlalu dini baginya,” kata Lampard.
Kini Salah telah menjadi pentolan bagi Liverpool. Tinggal bagaimana Salah bisa menjaga performanya untuk terus bersinar.
Selain bersinar di lapangan hijau, Salah termasuk pesepakbola yang taat agama. Salah satunya terlihat dari caranya mengekspresikan kegembiraannya usai mencetak gol. Seringkali menengadahkan tangan ke atas seraya bersyukur.
Salah, satu di antara pesepak bola Islam yang tak sungkan menunjukkan identitasnya sebagai muslim yang taat. Ia mengekspresikan kegembiraannya dengan sujud syukur di lapangan.
Pemain kelahiran Mesir, 15 Juni 1992, ini kerap menengadahkan pandangannya ke langit sambil menunjuk ke atas. Setelah itu, ia bersimpuh ke tanah, pertanda sujud syukur kepada sang khalik.
Salah memang terlahir dari keluarga muslim yang taat. Magi, istri Salah, bahkan menamai anaknya Makka yang terinspirasi dari Mekkah, kota suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Pemilihan nama Makka berlangsung cepat tanpa perdebatan. Magi mengusulkan Makka karena menyukai kota tersebut dan Salah langsung menyetujuinnya. Untuk membedakan kota suci dan lokasi perjudian, Magi mengubah ejaan Mecca (dalam bahasa Mesir) menjadi Makka.
Kendati merumput di beberapa klub Eropa, di mana pemeluk Islam menjadi minoritas, Salah yang kini merapat ke Liverpool, tak meninggalkan identitasnya sebagai muslim yang taat.
Ketika bermain untuk FC Basel, Chelsea, Fiorentina, dan AS Roma, Salah tetap melakukan kewajiban salat di waktu luang. Terutama melakukan sujud syukur di lapangan seusai mencetak gol.
Di skuat Liverpool sendiri ada beberapa pemain muslim lainnya, yakni Emre Can dan Sadio Mane.(*/bs)
