Ketika dimintakan keterangnnya apakah kedatangannya di acara itu akan berlanjut pada rencana pencalonan dirinya melalui PKS, Arya mengatakan masih dalam pertimbangan.
“Ini masih pertimbangan, tapi melihat Adly profesional juga bisa diterima di PKS, berarti partai ini cocok untuk jiwa muda dan nggak akan mematikan kecenderungan potensinya. Itu jaminan yang sangat baik,” papar Arya.
Ketika ditanya, bagaimana dengan alasan kecocokannya bersama PKS,
“Banyak banget figur dengan latar akademisi dan tradisi intelektual yang baik di PKS. Presiden PKS nya saja mantan Rektor (Universitas Paramadina-red). Kemarin di DKI juga sosok yang dicalonkan juga yang punya bobot emosional dan intelektual matang. Ini kecocokan pertama. Ini juga kebutuhan utama Indonesia,” jelas Arya.
Arya yang meraih Master nya dalam bidang Studi Terorisme dan Studi Pertahanan dari Rajaratnam School and International Studies, Nanyang Technological University, Singapura ini juga menjelaskan kecenderungannya tersebut. Dia menjelaskan bahwa meski nanti ikut pencalegan melalui PKS, Arya akan tetap menjadi dirinya sendiri, menjaga hubungan dengan semua parpol dan ormas.
Sebagai pakar hubungan internasional tidak bisa dipungkiri bahwa dia intens komunikasi dan interaksi dengan semua pimpinan parpol di Komisi I DPR RI. Hal tersebut yang harus tetap dirinya jaga. Menurut Arya, politik tidak boleh mengganggu silaturahim.
Selain itu Arya juga menjelaskan latar belakang keluarganya yang plural.
“Saya dan istri punya latar keluarga besar yang sangat plural, secara etnik, agama, ataupun afiliasi ormas dan parpol. Jadi ini melekat sebagai karakter, mindset, dan sikap dasar kami. Saya akan tetap menjaga komunikasi dengan semua golongan, sebagaimana akan tetap menjaga menjaga komitmen akademik dan kaidah intelektualitas dalam bersikap,” jelas Arya
Arya menegaskan bahwa nasionalisme adalah syarat agar Indonesia eksis dan kuat. Arya menegaskan bahwa kebhinekaan itu jangkar kekuatan NKRI, siapapun harus menjaganya. (red)
Baca Juga:
Politisi Senior PKS Mengimbau Presiden Jokowi untuk Meminta Habib Rizieq Pulang ke Indonesia