Peran media sosial juga sangat masif bagi kemenangan Mahathir yang unggul 1,5 juta suara dari petahana Najib Tun Razak. Media sosial, kata Alfitra, aktif menyuarakan politik bagi kaum muda sehingga mereka terpacu untuk mengikuti Pemilu yang memiliki tingkat partisipasi mencapai 86 persen.
“Tim Mahathir bisa melihat generasi milenial itu aktif sehingga pemilih muda di sana bertambah signifikan dan sangat menentukan saat pemilihan digelar.”
Memang secara keseluruhan Pemilu Malaysia tidak bisa dibandingkan Apple to Apple dengan Pemilu Indonesia. Malaysia berpenduduk sekitar 32 juta sementara Indonesia penduduknya mencapai 260 juta.
Pengamat kepemiluan Harun Husein memuji Pemilu Malaysia yang menurutnya semakin bagus terkait isu Sara dan politik identitas. Politik Islamisasi, Melayunisasi, Cinaisasi dan kesukuan berkurang ketimbang pemilu lima tahun sebelumnya. Justru kampanye Mahathir semakin fokus ke substansi persoalan bangsa.
“Ini bisa kita contoh di Indonesia. Mungkin Malaysia sedikit lebih dewasa karena mereka mulai sadar kebangsaan itu penting,” ujar Husein. (arn)