Ferdinand kemudia menyerang balik. Dia menyebut, Mulyadi tak tahu proses politik saat pencapresan. Sehingga dia menilai, Mulyadi tak tahu apa-apa tentang kenapa Demokrat akhirnya memilih berlabuh di koalisi Prabowo-Sandi ketimbang Jokowi-Ma’ruf. Dia meminta Mulyadi tak perlu bermimpi Demokrat ucapkan terima kasih pada Prabowo.
“Apa yang disampaikan Mulyadi itu hanya sebuah impian berlebih dari seorang Mulyadi. Dia saya pikir tidak tahu proses politik apa yang terjadi pada saat proses pencapresan kemarin, saya tidak pernah lihat dia ada di situ, jadi mungkin dia tidak paham apa yang terjadi,” tegas Ferdinand.
“Saya pikir Mulyadi lebih perlu mengoreksi dirinya daripada mengomentari pihak lain,” tutup Ferdinand.
Sebelumnya, Mulyadi geram dengan komentar sejumlah kader Demokrat yang kerap menyudutkan Prabowo dan Gerindra. Mulyadi menilai, mereka tidak punya etika sebagai sesama partai pendukung Prabowo-Sandiaga.
“Seolah sedang menjadi peserta beauty contest di hadapan juri koalisi pemerintah, padahal panggung kontesnya belum jelas dan jurinya masih asik berunding dengan peserta kontes yang sudah resmi, untuk peserta kontes tambahan belum dibuka atau bahkan mungkin tidak ada,” katanya kepada merdeka.com, Rabu (10/7).