Hasil yang diumumkan ini, sebut Andre, ada dugaan, lembaga survei ini merangkap konsultan dan juga canvassing. Karena diduga kental dengan cara-cara memengaruhi opini publik jelang Pilgub Sumbar. Hal ini sangat disayangkan dan banyak pihak yang meragukan, bahkan sejumlah peneliti di Sumbar dan nasional.
“Kami juga telah melihat sejumlah hasil survei dari beberapa lembaga yang tidak dipublikasikan. Hasilnya hampir sama semua, Mulyadi tidak sampai 49,5 persen, masih di bawah 30 persen saja. Bahkan, angkanya masih berpacu-pacu atau bersaing ketat dengan Nasrul Abit. Ini kami duga, lembaga surveinya abal-abal dan tidak masuk akal,” kata Andre Rosiade.
Andre meminta kader-kader Gerindra dan simpatisan Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC) tidak terpengaruh dengan survei lucu-lucuan yang membuat seakan-akan Mulyadi sudah menang. Tentunya, ini diduga bagian dari kampanye dari calon yang dibeking lembaga survei untuk memenangkan opini publik.
“Kami juga baca sejumlah opini yang menolak mengakui survei ini karena angkanya dibuat sangat fantastis. Apalagi dibandingkan dengan hasil Pilgub Sumbar 2005 yang dimenangkan Gamawan Fauzi dengan hanya 41 persen. Apalah hebatnya calon yang diagung-agungkan oleh lembaga ini dibandingkan Gamawan yang begitu disukai dan dicintai warga Sumbar saat itu,” kata Andre yang juga ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.