Lantas, apa yang dilakukan sang ayah dalam kapasitas bertanggung jawab memenuhi nafkah keluarga?
“Ayahku sekarang istilahnya ada passive income. Dia ada bisnis, ada tanah ada usaha, ada kostan juga, setahuku itu di Yogyakarta dan Bali,” jawab Sasti.
Dengan berhentinya sang ayah dari profesi yang memberikan mereka fasilitas dan kenyamanan, lantas, apakah terjadi guncangan dalam beradaptasi? Utamanya terkait dengan ekonomi dan gengsi?
“Iya beradaptasi sih, mau nggak mau harus beradaptasi. Tapi, dari dulu tuh ibu aku sudah ngajarin untuk sederhana. Kalau mau sesuatu tidak perlu berlebihan, pakai sesuatu jangan karena gengsi, tapi karena butuh dan nyaman. Apa-apa pokoknya karena butuh, bukan gengsi. Di situ aku jadi biasa aja, apa-apa nggak harus branded,” ceritanya.
“Dulu malah kalau sekolah diantar pakai mobil sport gitu malah malu. Punya rumah seperti ini aja malu, karena beda sendiri dari rumah teman-teman, aku ngerasa rumah ini aneh. Jadi, dari dulu aku nggak pernah menjadikan rumahku sebagai opsi buat ngumpul-ngumpul. Tapi, semenjak main TikTok, netizen malah bilang unik, ya sudah,” tandasnya sambil tersenyum.(pp)