Tindakan pihak keamanan dalam mengatasi massa di Stadion Kanjuruhan malam itu sangat disayangkan. Terutama dalam penggunaan gas air mata yang mengarah ke supporter disebut Awan merupakan tindakan yang melanggar aturan FIFA.
“Saya tahu persis di sana itu banyak suporter keluarga. Ada yang bawa anak dan istri. Gas air mata itu tidak boleh ditembakkan ke tribun,” tuturnya.
Salah seorang perwakilan dari Aremania Balikpapan bernama Juned mengapresiasi adanya kegiatan tersebut. Sebagai Aremania, dirinya berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi.
“Bahwa solidaritas suporter seperti ini akan selalu terjaga. Untuk sepanjang liga masih berlanjut, kita tetap bersaudara. Hal yang seperti ini miris bagi kita semua. Kita sangat-sangat berharap tidak terulang lagi,” katanya.
Dia pun menginginkan PSSI selaku Federasi Sepak bola di Indonesia untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian tersebut.
“Yang pasti kejadian seperti ini tanggungjawab Federasi, kita minta pertanggungjawaban PSSI. Suporter juga evaluasi dalam diri kita juga, suporter tidak melakukan kekerasan dalan bentuk apapun,” tambah Juned.