Kabarin.co -World Economic Forum (WEF) tentang Global Risk Perception Survey (GRPS) telah menghasilkan Laporan Risiko Global tahunan selama hampir dua dekade. Laporan ini merupakan sumber utama kajian risiko global untuk WEF.
Tahun ini, GRPS baru saja mempublikasikan laporan tahun 2023 tentang risiko global yang bersumber dari survei lebih dari 1.200 pakar dari kalangan akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas internasional, dan masyarakat sipil.
GRPS mendefinisikan “Risiko Global” sebagai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kondisi yang akan berdampak negatif signifikan pada PDB global, populasi, atau sumber daya alam. Pada tahun 2023, GPRS menyimpulkan risiko global sebagai berikut:
- Terjadinya volatilitas global untuk memberikan dampak pada lanskap risiko global.
- Tingkat keparahan risiko kemungkinan dirasakan dalam jangka waktu hingga 10 tahun.
- Kesiapsiagaan dan tata kelola risiko global belum cukup efektif saat ini. Para pemangku masih mencari instrumen yang paling tepat untuk mengelolanya secara efektif dan peluang tindakan sinergi global.
- Para ahli ilmu pengetahuan mengidentifikasi adanya risiko baru yang akan muncul.
Saat 2023 dimulai, dunia menghadapi serangkaian risiko yang terasa sama sekali baru, namun sangat familiar.
- Kembalinya risiko “lama” – inflasi, biaya hidup, perang dagang, arus keluar modal dari pasar negara berkembang, kerusuhan sosial yang meluas, konfrontasi geopolitik, dan potensi perang nuklir.
- Hal Ini diperkuat oleh perkembangan yang relatif baru dalam lanskap risiko global, termasuk tingkat utang yang tidak berkelanjutan, era baru pertumbuhan yang rendah, investasi global yang rendah dan de-globalisasi, penurunan kualitas sumber daya manusia.
- Pembangunan mencapai beberapa dekade kemajuan melalui pengembangan teknologi yang cepat dan tidak terbatas, namun memiliki risiko sumber daya alam berupa tekanan yang meningkat dari dampak perubahan iklim dan peningkatan suhu udara sebesar 1,5 derajat celcius.
Menurut laporan ini, Indonesia diindentifikasi memiliki risiko ekonomi, politik, keuangan, teknologi dan sumber daya.