Sebuah ambulans membawa korban terbaru, Lhoucein Barouj (81), yang kakinya patah. Kerabatnya mengatakan ia telah diperiksa oleh tukang pijat tradisional. Kehadiran Barouj di tenda rumah sakit menjadi perawatan medis pertama yang akan diterimanya dalam tiga hari. Dia juga belum mendapatkan pereda nyeri.
“Kami harus menggendongnya sendiri keluar rumah dengan selimut dan membawanya sejauh beberapa kilometer,” kata putrinya, Habiba. “Kemudian kami menunggu di sebuah lapangan untuk mendapatkan bantuan, yang akhirnya datang ke desa kami, Ait Mbarek,” tambahnya.
Seperti di desa-desa lereng gunung lainnya yang dilanda gempa berkekuatan magnitudo 6,8, tanah longsor telah memblokir akses, dan terputusnya komunikasi juga telah menunda perawatan bagi banyak dari mereka yang terkena dampak.