Jakarta, – Badan Geologi ESDM telah menetapkan status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, pada Level IV (Awas).
Keputusan ini diambil setelah aktivitas vulkanik Gunung Ibu meningkat.
Masyarakat yang tinggal dalam radius 4,5 kilometer dari kawah aktif Gunung Ibu dilarang beraktivitas untuk menghindari potensi bahaya.
Peringatan ini juga mencakup pengawasan ketat terhadap erupsi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, termasuk letusan pada Minggu (26/1/2025) dini hari.
Pada tanggal tersebut, Gunung Ibu kembali erupsi dengan memuntahkan abu vulkanik setinggi 500 meter dari puncak kawah aktif.
Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dan bergerak dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
Petugas Pos Pemantau Gunung Ibu, Axl Roeroe, menjelaskan bahwa aktivitas erupsi tersebut tercatat pada seismograf di Pos Pemantau Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Halmahera Barat, pada pukul 01:57 WIT.
Erupsi tersebut memiliki amplitudo maksimum 28 mm dan berlangsung selama 60 detik.
Letusan yang terjadi juga disertai dengan pijaran api pada bagian puncak yang teramati mencapai ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Dalam 18 jam terakhir, Gunung Ibu telah mengeluarkan delapan letusan, dengan erupsi terbesar terjadi pada Sabtu (25/1/2025) sekitar pukul 09:02 WIT.
Pada erupsi tersebut, Gunung Ibu melontarkan abu vulkanik hingga 1.200 meter di atas puncak kawah.
Peringatan ini diberikan untuk mengantisipasi potensi bahaya lebih lanjut dari Gunung Ibu yang dapat mempengaruhi keselamatan masyarakat sekitar.
Petugas Badan Geologi juga mencatat erupsi lain yang terjadi pada Minggu pukul 00:44 WIT, di mana gunung tersebut memuntahkan abu vulkanik setinggi 800 meter, tercatat dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 106 detik.
Pemerintah dan instansi terkait terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Ibu untuk memberikan informasi yang akurat dan menjaga keselamatan warga. (***)
