Bupati Welly Suhery Apresiasi Gagasan Donizar: Menjaga Budaya adalah Menjaga Jati Diri

Pasaman, Kabarin.co — Bupati Pasaman, Welly Suhery, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan Sosialisasi dan Festival Seni Budaya Minangkabau yang digagas melalui pokok pikiran (Pokir) Anggota DPRD Sumatera Barat, Donizar. Kegiatan bertajuk “Menjaga Budaya, Merawat Seni – Dari Ranah ke Rasa” itu menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian tradisi dan nilai-nilai luhur Minangkabau.

Dalam sambutannya, Bupati Welly menegaskan bahwa menjaga budaya dan seni merupakan tanggung jawab moral seluruh anak nagari.

banner 728x90

“Menjaga budaya dan seni adalah tanggung jawab kita bersama sebagai anak nagari di Minangkabau. Dengan merawatnya, kita tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga membangun kebanggaan bagi generasi penerus,” ujar Welly Suhery.

Ia juga mengaku bersyukur karena sepanjang perjalanan kepemimpinannya, banyak pihak yang turut mendukung dan membantu jalannya roda pemerintahan. Salah satu sosok yang ia soroti adalah Donizar, anggota DPRD Sumbar dari Fraksi PKB, yang dikenal konsisten memperjuangkan kepentingan masyarakat Pasaman, meskipun kerap mendapat kritik di media sosial.

“Saya bangga bisa beriringan dengan beliau. Banyak gagasan dan ide yang lahir dari pemikiran beliau untuk kemajuan Pasaman,” ungkap Welly.

Selain memberikan apresiasi terhadap kegiatan kebudayaan tersebut, Bupati Welly juga menyoroti capaian program pembangunan di Kabupaten Pasaman. Ia menyebutkan bahwa dari 10 program unggulan Pemkab Pasaman, sembilan di antaranya telah diluncurkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Program-program ini hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, terutama dalam pelayanan publik dan kebutuhan mendesak lainnya,” jelasnya.

Pada 5 November mendatang, Pemkab Pasaman akan meluncurkan satu lagi program unggulan yakni Bajak Gratis, sebagai bentuk dukungan terhadap sektor pertanian daerah.

“Program Bajak Gratis ini diharapkan dapat meringankan beban petani sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian Pasaman,” kata Welly.

Selain itu, Pemkab Pasaman juga terus mengembangkan Gerakan Nagari Bangkit, sebuah gerakan berbasis nilai-nilai lokal dengan filosofi “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”. Gerakan ini diharapkan mampu memperkuat karakter masyarakat Pasaman melalui penguatan keagamaan, adat, seni, dan budaya.

Bupati Welly menutup sambutannya dengan pesan agar kegiatan seperti festival seni budaya terus digalakkan. “Merawat tradisi, seni, dan budaya adalah cara kita membentuk karakter dan memperkokoh jati diri masyarakat Pasaman,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumatera Barat, Donizar mengatakan kegiatan ini menjadi wadah penting untuk memperkuat identitas dan memperkenalkan kembali nilai-nilai luhur budaya Minangkabau kepada generasi muda.
Ia menegaskan pentingnya kegiatan semacam ini sebagai upaya konkret mempertahankan jati diri masyarakat Minang, khususnya di daerah Pasaman yang kaya akan tradisi.

“Kegiatan seperti ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk menjaga identitas budaya kita. Pasaman dan Sumatera Barat memiliki warisan seni dan adat yang luar biasa, dan tugas kita bersama adalah merawatnya agar tidak hilang ditelan zaman,” ujar Donizar dalam sambutannya.

Festival tersebut menampilkan berbagai kesenian tradisional, mulai dari tari piring, randai, hingga musik talempong. Selain pertunjukan, juga digelar sosialisasi budaya kepada pelajar dan komunitas seni lokal.

Donizar juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini akan berlanjut dengan skala yang lebih besar pada tahun 2026. Ia menyebut, pihaknya tengah menyiapkan “Festival Sepuluh Induak”, yang akan melibatkan lebih banyak seniman dan komunitas budaya dari berbagai kabupaten di Sumatera Barat.

“Tahun depan kita akan mengadakan Festival Sepuluh Induak. Ini akan menjadi perayaan besar yang menampilkan keberagaman seni dan tradisi dari sepuluh nagari utama di Sumbar. Kami ingin masyarakat ikut merasa memiliki dan berpartisipasi,” tambahnya.

Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, Festival Seni Budaya Minangkabau ini diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk membangkitkan kembali kecintaan terhadap warisan leluhur serta memperkuat rasa kebersamaan antarwarga di ranah Minang.

Dalam Festival itu ditampilkan pertunjukan kesenian dari Kelompok Seni Suaro Talago, Sanggar Intan Baludu, Sanggar Antah Saiyo, Sanggah Papeh Sakato, Sanggar Pasa Daliak Mudo Saiyo. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Syamsiar Thaib, Lubuk Sikaping. (joni)

banner 728x90