Kontroversi Pengakuan dari Mantan Algojo Duterte

kabarin.co – Filipina, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte yang menjabat sejak 30 Juni 2016 itu tidak jauh dari kontroversi. Ucapan, perilaku, dan kebijakannya kerap menjadi perbincangan. Pria asal Davao tersebut juga pernah mendirikan Pasukan Kematian (Davao Death Squad) saat menjabat sebagai wali kota.

Baru-baru ini seorang mantan algojo Duterte, Edgar Matobato, membuat geger seantero Negeri Lumbung Padi. Ia memberikan pengakuan mengenai tindakan-tindakan Digong –sapaan akrab Duterte– selama menjadi Wali Kota Davao selama tiga periode berbeda di hadapan Senat Filipina pada Kamis 15 September 2016.

Baca Juga :  Protes Donald Trump Karena Diberi Mikrofon Rusak

Matobato mengakui bahwa Rodrigo Duterte pernah memerintahkan pengeboman masjid sebagai bentuk pembalasan serangan bom di Katedral Davao pada 1993. Duterte juga pernah memerintahkan Pasukan Kematian untuk membunuh empat ajudan mantan Ketua DPR Filipina Prospero Nograles serta Senator Leila da Lima.

Selain itu, Duterte juga diklaim pernah memerintahkan pembunuhan dua pria yang disebut-sebut sebagai musuh dari sang putra Paolo. Edgar Matobato mengatakan Pasukan Kematian Davao telah menghabisi sedikitnya 1.000 orang dalam kurun waktu 25 tahun kepemimpinan Duterte.(oke)