“Mudah-mudahan spirit dan motivasi tim jadi bertambah kuat. Mendorong semua jajaran Solok FC bekerja lebih keras lagi,” tutupnya.
Sebaliknya Dodi Hirwan, asisten pelatih PPLP Sumbar yang mendampingi timnya bersama pelatih kiper Depta pada laga final kontra Solok FC, mengakui anak asuh kalah pengalaman dan jam terbang.
Menurutnya, secara permainan Fadhillah Nur Rahman dan kawan-kawan cukup mampu mengimbangi Solok FC. Bahkan sempat merepotkan pertahanan lawan. Tetapi kematangan usia skuad Solok FC nan notabene jauh lebih senior dari anak asuhnya akhirnya meredam upaya dan usaha PPLP Sumbar.
“Kami kalah jam terbang dan pengalaman. Anak-anak masih sangat muda. Rata-rata berusia 16 tahun dan 17 tahun. Mereka kelihatan bermain kurang lepas. Ada beban menghadapi pemain Solok FC yang lebih senior. Tapi sepakbola sebenarnya di dalam lapangan tidak mengenal yunior atau senior. Ini jadi catatan kami untuk berbenah,” jelasnya.
“Juara dua pada turnamen ini sudah raihan yang baik untuk anak-anak. Kita PPLP Sumbar kan fokusnya pembinaan usia muda. Tujuan sebenarnya Kejurnas PPLP se-Indonesia 2018 di Aceh. Tim juga masih belum komplit karena anak-anak kelas 3 binaan PPLP sudah tamat. Bukan lagi bersama tim,” ulas Leo.