Profil: Ide “Liar” dan Mimpi Sepakbola Hardimen Koto untuk Sumbar

Rencana mengirim tim itu berlatih ke luar negeri yang kuat tradisi sepakbolanya, atau mendatangkan pelatih berkelas dari luar negeri adalah rencana yang kini sudah ada di kepala Hardimen.

“Saya hanya ingin melihat tim Sumbar yang berselera internasional, tak hanya skill-nya. Tapi juga semua sisi sebagai pesepakbola profesional yang bisa bermain dimana saja.”ucapnya dalam perbincangan dengan kabarin.co.

Dimata Hardimen, seorang pesepakbola hebat itu tak hanya pintar dan bagus mengolah bola, tapi juga pintar beradaptasi dengan dunia luar dalam berbagai hal, misalnya kemampuan berbahasa, soal selera makan, kemampuan bicara pada media, cara berpakaian, berperilaku, dan sebagainya.

Baca Juga :  16 Tim Siap Bertarung di Liga Nusantara Futsal Sumbar 2016

Hardimen melihat, selama ini pesepakbola Indonesia kurang memperhatikan hal tersebut. Itu juga yang membuat pemain Indonesia pada umumnya susah terpakai di luar negeri.

“Paling kita hanya bisa level Malaysia, yang masih serumpun dan budaya yang tak beda jauh. Tapi lebih dari itu mereka tak bisa apa-apa.”

Hardimen mencontohkan, seorang pemain terbaik Indonesia, Boaz Solossa. Sudah sepakat dengan kontrak lumayan besar dangan salah satu klub Jepang, akhirnya batal. Hanya karena si pemain merasa tak bisa makan Pepeda (bubur sagu makanan khas Papua) di Jepang.

Tinggalkan Balasan