Opini  

Pasca Gerakan 212, Sari Roti Tak Lagi Laku?

kabarin.co – Gerakan 212 diwarnai berbagai macam peristiwa dan mempunyai dampak untuk negara tercinta kita,Indonesia. Aksi massa yang dibalut dengan tajuk “Bela Islam” ini memang fenomenal, setidaknya sejak pasca-reformasi, gerakan massa yang melibatkan massa paling banyak dan relatif berjalan tertib baru terjadi pada aksi ini. Isu yang diusung pun tunggal yakni penegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta (non aktif) Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan terhadap agama.

Baca Juga :  Survei Charta Politika: Anies Sandi Dijagokan Oleh Buruh dan Pencari Kerja

Aksi belas Islam ini telah menorehkan sejarah gerakan sosial yang melibatkan massa massif dan mampu mengumpulkan ragam corak aliran dan ideologi peserta aksi. Aksi ini  janganlah dipandang remeh oleh pemerintah. Karena bagaimanapun aksi belas Islam ini telah memengaruhi konstalasi politik nasional.

Secara jelas gerakan 212 berdampak pada aksi pemboikotan Roti “Sari Roti”. Akibatnya Sari Roti menjadi perbincangan publik setelah mengumumkan klarifikasi terkait pembagian produknya secara gratis di aksi damai 212. Sayangnya, kaum Muslimin merasa tersakiti sebab adanya pilihan kata yang menggambarkan bahwa aksi 212 bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, serta bermuatan politik.